Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti
mengatakan sangat tidak masuk akal mantan Presiden Soeharto
menjadi salah satu kandidat peraih gelar Pahlawan Nasional. Soeharto telah melakukan kejahatan atas korupsi, kolusi dan
nepotisme serta diduga berat terlibat kejahatan kemanusiaan.
"Sangat
disayangkan upaya yang terus menerus untuk menjadikan Soeharto sebagai
pahlawan dengan kriteria yang sangat absurd. Hampir tak dapat diterima
akal sehat dan nurani seorang yang dengan tegas dinyatakan memiliki
kejahatan atas korupsi, kolusi dan nepotisme serta diduga berat
terlibat kejahatan kemanusiaan tiba-tiba dicalonkan sebagai calon
pahlawan, " ujar Ray kepada Tribunnews.com, Senin (18/10/2010).
Memikirkan
hal itu saja, lanjt Ray adalah suatu kesalahan berpikir apalagi sampai
kepada taraf pengajuan. Oleh karena itu pengajuan nama Soeharto oleh
panitia seleksi sesuatu yang tak dapat dibenarkan apalagi sampai
Presiden SBY menetapkannya.
Jika hal itu terjadi maka makin jelaslah
kenyataan bahwa Indonesia adalah republik yang dikelola oleh elit yang
senang menjadikan pelaku korupsi, kolusi, nepotisme dan pelaku
kejahatan HAM sebagai pahlawan.
"Dan
besertaan dengan itu maka tokoh dan pelaku reformasi adalah subversif,
ilegal karena telah menjatuhkan presiden yang kelak justru menjadi
pahlawan justru karena tindakan-tindakannya selama 32 tahun dilihat
sebagai kebenaran. Kekuasaan siapapun sesudah itu harus dinyatakan
ilegal karena dibangun di atas kejatuhan kekuasaan yang dikelola oleh
seorang pahlawan. Tak terkecuali kekuasaan presiden SBY, " jelasnya.
Menurut
Ray, menjadikan Soeharto sebagai pahlawan akan menetapkan hasil-hasil
reformasi sebagai subversif, ilegal dan tidak bermoral. Itulah
implikasi langsung jika pada akhirnya Soeharto ditetapkan oleh SBY
sebagai pahlawan.
"Hanya para koruptor, kolutor, nepotis dan penjahat kemanusiaan yang bisa menokohkan Soeharto sebagai pahlawan, " tandasnya.
Tak Masuk Akal Koruptor dan Penjahat HAM Jadi Pahlawan
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger