Laporan wartawan Tribunnews.com Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah seirama Sekretariat Gabungan (Setgab) koalisi pendukung pemerintahan SBY-Boediono terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan Yogyakarta, terlepas dari rencana perombakan kabinet Indonesia bersatu jilid II.
Hal ini ditegaskan Wakil Sekjen Partai Demokrat Saan Mustofa di sela-sela workshop paket undang-undang politik Fraksi Partai Demokrat di Jakarta, Sabtu (18/12/2010).
Saan menjelaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menjalani pemerintahan tidak pernah sekalipun menekan peserta Setgab koalisi. "Satu sikap setgab bukan karena reshuffle," ucap Saan.
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat ini mengemukakan, sikap seirama Setgab justru untuk menengahi polemik RUU Keistimewaan Yogyakarta. "Ada kesadaran bersama. Setgab ingin memberikan terbaik untuk masyarakat Yogyakarta," paparnya.
Dia menjelaskan, Setgab ingin memposisikan Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam IX di posisi terhormat. "Ini karena Sultan dan Paku Alam menjadi milik bersama masyarakat Yogya," tuturnya.
Ketika disinggung banyak anggota fraksi Setgab koalisi yang masih menyokong penetapan, Saan menyatakan, hal tersebut sebagai sikap pribadi selaku anggota Dewan di Senayan. "Itu sikap anggota, bukan fraksi. Fraksi tidak boleh melarang pendapat anggota DPR, tapi ketika fraksi memutuskan," imbuhnya.
Setgab Seirama Bukan Karena Ditekan Isu Reshuffle
Penulis: Ade Mayasanto
Editor: Prawira
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger