TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan
bahwa pemerintah dan DPR jangan pernah melupakan sejarah dalam
penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan Yogyakarta.
Sebagai sebuah pilar Daerah Istimewa Yogyakarta, Muhammadiyah
menginginkan bahwa pemerintahan di Yogyakarta saat ini jangan
diutak-atik lagi.
"Sikap Muhammadiyah jelas dan tegas, menilai sistem dan pendekatan yang
berlangsung selama ini di Yogyakarta dengan jalan penetapan gubernur dan
wakil gubernur bisa dipertahankan dan perlu dipertahankan," kata Din
Syamsudin saat ditemui di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta
Pusat, Selasa (21/12/2010).
Menurut Din, keberadaan Yogyakarta saat ini perlu dipandang sebagai
bentuk pengembangan baik oleh presiden, menteri, hingga DPR. "Kita perlu
ingat nasihat Bung Karno jangan pernah lupakan sejarah. Kesultanan
Yogyakarta selama ini tidak bertentangan denga demokrasi dan tidak
mencerminkan anti demokrasi, untuk itu kita perlu perhatikan sejarah dan
budaya," paparnya.
Paparnya kenapa dalam membuat pemerintahan di Yogyakarta harus mengacu
ke negara lain seperti Inggris yang tidak sesuai dengan yang ada di
Indonesia, Kesultanan Yogyakarta bukan monarki dan demokrasi bisa
berjalan dengan baik selama ini.
"Biarlah pemerintahan di sana berjalan
seperti sekarang ini," imbuhnya.
Din pun menghimbau supaya kedepankan pemerintah dan DPR mengkedepankan
kearifan dan kecerdasan dengan menghimpun aspirasi dari rakyat
Yogyakarta itu sendiri. "Kesultanan sebagai pelanjut tradisi, dan itu
cukup mahal," imbuhnya.
Din Syamsudin: Jangan Lupakan Sejarah
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger