TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Taufik Kiemas mengatakan pihaknya tidak akan membahas
tentang rencana pembangunan gedung baru DPR RI. Menurutnya, rencana
pembangunan tersebut adalah pekerjaan Sekretariat Jenderal.
"Kita
tidak akan membahas. Itu kan kerjaan sekjen. Kalau ada proyek di DPR,
itu bukan kerjaan kita. Kita tidak ikut campur, itu kerjaan sekjen,"
ungkap Taufik usai acara pengambilan sumpah Hakim Konstitusi di Komplek
Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/4/2011).
Jawaban serupa juga
dilontarkan Taufik saat disinggung mengenai sikap Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menolak rencana pembangunan. Taufik
mengaku sebagai Ketua MPR, dia tidak ikut campur. Hal itu diserahkannya
kepada rekan-rekan di DPR.
Terpisah, Ketua DPR RI Marzuki Ali
mengatakan dirinya dipermasalahkan karena rencana pembangunan gedung
tidak disayembarakan. Dan setelah membuka dokumen, Marzuki tidak
menyangkal jika rencana itu memang tidak disayembarakan.
"Sebetulnya
memang tidak pernah disayembarakan, langsung dilelang tahun 2008. Yang
menang konsultan perencanaannya Yodyakarya," kata Marzuki di Istana
Negara, Jakarta, Rabu (6/4/2011).
"Jadi langsung direncanakan
gedung dengan desain itu, kemudian dilaksanakan workshop,
masukan-masukan dari masyarakat, para ahli, itulah yg diterjemahkan
dalam konsep yang kita terima sekarang. Itu aja sih," lanjutnya.
Dengan
mengacu pada data tersebut, Marzuki pun membantah tuduhan yang
ditujukan kepadanya. "Jadi saya kan dituduh, kok dulu baru rekomendasi
sayembara. Kok tahu-tahu sudah ditender, nah saya buka dokumennya.
Rupanya desain tahun 2008, dengan yodyakarya nilai Rp 4,2 milyar. Jadi
hanya untuk mengluruskan bahwa itu sudah dikerjakan 2008," tegasnya.
MPR Tidak Ikut-ikutan Soal Pembangunan Gedung
Penulis: M. Ismunadi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger