TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada yang berbeda dengan sikap hakim Syarifudin Umar, Selasa (7/6/2011) ini. Hakim pengawas kepailitan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat itu, untuk kali pertama sejak tertangkap menerima suap, berani menampakkan wajahnya.
Syarifudin pun tampak lebih santai dan tenang. wajahnya cerah. Tiba di KPK sekitar pukul 10.25 WIB, Syarifudin bahkan sempat melakukan sesi pemotretan dengan wartawan yang memintanya untuk melakukannya. Meski hanya berkaus berkerah warna putih dan celana hitam, Syarifudin tetap elegan laiknya seorang pejabat.
Sebelumnya, saat ditangkap, Syarifudin selalu menutupi wajahnya dari sorot kamera pemburu berita, dengan menggunakan koran atau penutup lainnya. Syarifudin pun selalu bungkam saat-saat itu.
Hari ini, Syarifudin mulai berani buka mulut. Bahkan dia tak segan meminta tolong wartawan, untuk membantunya mendapatkan izin dari KPK menjelaskan duduk permasalahan kasus yang menimpanya.
Syarifudin enggan mempersoalkan kemungkinan dirinya dijebak dalam kasus ini. Namun ditegaskannya, semua yang dituduhkan kepadanya itu, harus dibuktikan. "Bukan persoalan dijebak tapi perlu dibuktikan
nanti. Saya akan memberikan penjelasan, mintalah supaya saya diberi kesempatan untuk menjelaskan. Apa yang dimaksud dengan suap, dan apa memang itu ketangkap karena saya tidak tahu apa-apa. Fungsi saya
sebagai hakim pengawas," katanya.
Pun saat ditanya status uang-uang asing yang ditemukan dan disita KPK dari rumahnya di kawasan Sunter saat penangkapan, Syarifudin enggan berkomnetar banyak. Dirinya hanya memastikan akan memberikan penjelasan perihal hal itu setelah pemeriksaan terhadapnya hari ini, rampung. "Itu nanti saya akan jelaskan mengenai masalah itu. Oleh
karenanya mintalah supaya bisa diberi kesempatan untuk menjelaskan," tuturnya.