Laporan Wartawan Tribunnews.com, Febby Mahendra Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa hari setelah Ny Tien Soeharto meninggal dunia, Minggu, 28 April 1996, sekitar pukul 05.10 WIB, beredar isu di masyarakat yang menyebut the first lady tersebut karena dua anak lelakinya bertengkar memprebutkan proyek mobil nasional.
Bambang Trihatmojo dan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dkabarkan terlibat baku tembak. "Sebuah tembakan diisukan mengenai Ibu Tien. Itu adalah rumor dan cerita yang sangat kejam serta tidak benar sama sekali," ujar Jenderal Polisi Purn Sutanto, mantan ajudan Presiden Soeharto 1995-1998, dalam buku Pak Harto The Untold Stories, terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut merupakan saksi hidup detik-detik meninggalnya Ny Tien Soeharto.
"Saya saksi hidup yang melihat Ibu Tien terkena serangan jantung medadak, membawanya ke mobil, dan terus menunggu di luar ruangan saat tim dokter RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) melakukan upaya medis," kata Sutanto.
Bermula ketika Ny Tien mengunjungi sentra pembibitan buah Mekarsari.
Sedang Soeharto, pada saat itu, Sabtu, 27 April 1996, berada dalam perjalanan pulang dari kawasan perairan sebelah barat Anyer, Jawa Barat, setelah memancing bersama rombongan.
Soeharto berangkat memancing, Jumat, 26 April 1996. Tak seperti biasanya, hanya dua ekor ikan dapat ditangkap.
"Ini kok tidak seperti biasanya," celetuk Soeharto saat itu. Sore hari, cuaca mendadak semakin tidak bersahabat, sehingga Soeharto dibawa ke kapal TNI AL yang lebih besar.
"Karena gelombang makin besar dan angin berembus kencang, dengan alasan keselamatan, semua tamu penting pindah ke kapal AL," ujar mantan Kapolri tersebut. Setelah badai reda, pagi harinya Soeharto kembali ke Jakarta.
Ketika Soeharto bertemu Ny Tien pada Sabtu sore, suasana berlangsung seperti biasa. Hanya saja, Ny Tien harus banyak beristirahat karena kelelahan. Sekitar pukul 04.00, Ny Tien mendapat serangan jantung mendadak.
"Ibu Negara tampak sulit bernafas. Dalam kondisi genting segera diputuskan membawa Ibu Tien ke RSPAD Gatot Soebroto, tempat beliau sebelumnya beberapa kali menjalani pemeriksaan," kenang Sutanto.
Dokter kepresidenan, Hari Sabardi, memberi bantuan alat pernafasan. Saat itu, selain Soeharto, Tommy dan Sigit Hardjojudanto ikut mendampingi Ny Tien.
"Pada ssat-saat terakhir itu Pak Harto mendapingi Ibu Tien di rumah sakit. Saya menyaksikan bagaimana Pak Harto mengalami kesedihan yang amat mendalam," kata mantan Komisaris Utama PT Pertamina tersebut.
Kejadian aneh saat Soeharto memancing di perairan sebelah barat Anyer baru disadari Sutanto sebagai firasat setelah beberapa hari meninggalnya Ny Tien Soeharto. "Hal itu mungkin pertanda menjelang wafatnya Ibu Negara," ujar Sutanto.