News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HUT RI

Ketika Jukir dan Pedagang Gelar Upacara Detik-Detik Proklamasi

Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 66 tahun sudah usia Indonesia kini, semua orang pun menyambut hari Kemerdekaan dengan gegap gempita dan penuh rasa nasionalisme. Jiwa merdeka dan cinta kebangsaan yang tinggi pun ditunjukkan dengan banyak menggelar upacara bendera.

Namun, ada yang berbeda dari upacara-upacara lainnya atau seperti yang dilakukan di Gedung Arsip Nasional. Ratusan juru parkir (jukir), pedagang kaki lima beserta tokoh-tokoh nasional pun tak ketinggalan menggelar upacara bendera.

Seakan tidak mau kalah dengan para pejabat negara dan kepala negara yang mengadakan upacara puncak perayaan 17 Agustus dengan mewah di Istana Negara para juru parkir dan pedagang kaki lima ini memilih merayakannya dengan kesederhanaan bahkan dengan rasa keprihatinan.

"Ini acara kan diikuti oleh pedagang kaki lima yang sudah beribu kali unjuk rasa, dan juru parkir yang mendemo larangan parkir di sekitar Jalan Gajah Mada," ujar Promotor Acara Lieus Sungkharisma di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, Rabu (17/8/2011).

Lieus mengatakan perayaan kemerdekaan tidak boleh terus menerus diarahkan kepada sesuatu yang bersifat seremonial dan hanya diisi lomba-lomba saja, melainkan dengan membangkitkan spirit kebangsaan.

Adanya kenyataan bahwa masih ada rakyat-rakyat yang hidup di tengah kota belum merasakan nikmatnya mendiami negara yang merdeka menjadi sebuah pemicu semangat nasionalisme rakyat. "Dengan panjat pinang, lari karung, kita enggak boleh kesitu terus arahnya, dengan cara membangkitkan spirit kebangsaan berlaku, 66 tahun merdeka di tengah kota ada kebijakan berdampak langsung ke pekerjaan orang, banyak daerah yang minta merdeka, penyelenggara negara tidak ada satupun yang memerhatikan,"jelasnya.

Rahmat (62) seorang juru parkir di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat juga menggugat 66 tahun kemerdekaan Indonesia. Ia merasakan kemerdekaan pada hari ini belum berbentuk dan tidak kongkrit. "Benar-benar merdeka yang berbentuk, jangan hanya katanya saja, kita merdeka tapi hidup masih susah,"jelasnya.

Juru parkir yang sudah bekerja sejak tahun 1949 ini mengatakan meski sudah merdeka banyak di antara sesama rakyat terutama yang berkuasa dan kaya raya saling menginjak satu sama lain. "Saling makan satu sama lain, aji mumpung,"jelasnya.

Karena itu, pria yang masih terlihat bugar di usia senja ini berharap adanya revolusi dan perubahan total. Harapan itu tentunya tidak sembarangan, melainkan ada sedikit cahaya terang demi kehidupan Rahmat yang lebih baik ke depannya.

Rahmat juga meminta agar lahan pekerjaannya kembali seperti sediakala agar dirinya bisa mencari nafkah. "Disesusaikan, jangan sampai kosong sekali,lahan parkir ada tapi sekarang waktu tidak ada sama sekali,"pungkasnya.

Dalam acara tersebut hadir beberapa tokoh seperti Mayjen TNI (purn), Saurip Kadi, Anggota DPR Fraksi PDIP, Rieke Dyah Pitaloka, Anggota DPR Fraksi PKB, Lily Wahid, Artis Roy Marten, Hatta Taliwang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini