TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Nazaruddin tiba-tiba menyebut pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK sebagai dewa. Personifikasi pimpinan KPK ini disampaikan Nazaruddin ketika memenuhi panggilan Komite Etik sore tadi.
Lantas, bagaimana reaksi Ketua KPK Busyro Muqoddas. Saat buka bersama wartawan di Gedung KPK, Busyro memberikan komentar tersangka suap wisma atlet SEA Games, Jakabaring, Palembang itu.
"Dewa itu penyanyi. Saya tidak tahu maksudnya dewa apa. Kita manusia biasa tidak ada yang dewa, yang membedakan hanya kualitas takwanya," ujar Busyro, didampingi Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan M Jasin, Senin (22/8/2011).
Sore tadi, saat tiba ke KPK, Nazaruddin memasang tampang ingin dikasihani. Air mukanya dibuat seperti seorang teraniaya. Ia tak menjawab pertanyaan wartawan. Tanpa sebab, Nazaruddin langsung menyebut pimpinan KPK kayak dewa.
Dalam pelariannya sebagai buronan, Nazaruddin menyudutkan banyak pihak. Bukan saja mereka yang pernah menerima uang pelicin dalam proyek wisma atlet, tapi juga menyikut nama-nama pimpinan KPK seperti Chandra dan Jasin terima uang serta merekayasa kasusnya.
Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini menyebut keduanya bersekongkol dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Nazaruddin juga menyebut mantan Deputi Penindakan KPK Ade Raharadja ikut menyepakati skenario dengan Anas.
Kata Nazaruddin, Chandra dan Ade satu suara tak periksa Anas dan kader Partai Demokrat lainnya. Dengan jaminan, kedua orang itu dimuluskan dalam pencalonannya pimpinan KPK untuk periode 2011-2014. Dugaan menyerabak, tak lolosnya Chandra dan Ade karena nyanyian Nazaruddin.