TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nunun Nurbaeti, tersangka kasus suap cek pelawat, sempat dikabarkan dilindungi oleh kekuatan besar dan pengusaha di Thailand, seperti pernah diucapkan Busyro Muqodas ketua KPK. Oleh karena itu, ia tak mudah ditangkap oleh interpol dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Wakil Ketua KPK, Chandra M Hamzah, yang menjemput Nunun mengatakan pihaknya tak lagi mempedulikan isu yang berkembang seputar kekuatan besar di balik Nunun. Menurutnya, yang terpenting KPK berhasil membawa istri Adang Daradjatun kembali ke Tanah Air.
"Buat KPK itu tidak perlu dijawab lagi. Yang penting yang bersangkutan sudah tertangkap. Sekarang kita fokus untuk melakukan penahanan dan proses perkara akan kita lanjutkan," ujar Chandra di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (10/12).
Sebelumnya, Ketua KPK, Busyro Muqqodas juga menyebutkan bahwa KPK memang sulit untuk menangkap Nunun, karena ada kekuatan dan jaringan bisnis yang melindunginya. Saat itu, Busyro juga tak mengetahui kekuatan apa yang seolah menghalangi KPK untuk menangkapnya.
Namun, usai penangkapan Nunun, Busyro mengungkapkan, keberhasilan penangkapan sosialita itu merupakan kerja sama sebuah sistem yang luas meskipun awalnya sulit menemukan Nunun. Sistem yang membantu kerjak KPK yaitu Kedutaan Besar RI di Thailand yang kemudian memberikan surat perjalanan laksana paspor Nunun, yang dicabut, Mabes Polri yang bekerja sama dengan interpol di 188 negara untuk mencarinya dan elemen dari Ditjen Imigrasi di Thailand.
"Sejak awal KPK terus menerus berusaha untuk mencari dan menemukan Bu Nunun Nurbaeti. Keberhasilan ini tidak bisa dilepaskan dari upaya sistemik dan kerja sama sinergis dari KPK dengan Mabes Polri, Interpol, dan KBRI," ujar Busyro.