Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka dugaan suap cek pelawat, Nunun Nurbaeti belum mendapatkan ruang tahanan di Rutan Klas II A Pondok Bambu Jakarta Timur. Saat dibawa ke rutan dari kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nunun ditempatkan di blok Masa Perkenalan Lingkungan (Mapernali).
"Masih dilihat dulu ruangannya," kata Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Sihabudin di Rutan Pondok Bambu, Jakarta, Minggu (11/12/2011).
Sihabudin mengatakan, blok Mapernali digunakan bagi tahanan yang baru pertama kali mendekam di rutan. Ia pun mengaku belum berkomunikasi dengan KPK menyangkut blok yang akan digunakan oleh istri Adang Daradjatun itu.
Hal senada juga diungkapkan pengacara Nunun, Ina Rachman yang menuturkan kliennya masih berada dalam ruang asimiliasi. "Belum dapat kelas (ruangan) karena baru pindah ke rutan Pondok Bambu sekitar pukul 01.00 WIB dini hari," kata Ina saat dihubungi wartawan.
Ina mengatakan, ia mendampingi Nunun di Rutan Pondok Bambu hingga pukul 04.00 WIB. Nunun diketahui ditangkap otoritas Thailand pada Rabu, 7 Desember 2011.
Sebelumnya, kepolisian setempat sudah memiliki data-data tentang Nunun dari informasi yang disebar Interpol. Awal pertama kali KPK berkoordinasi dengan pihak Thailand pada semester pertama tahun 2011.
Sejak Nunun ditetapkan sebagai tersangka, KPK mengirimkan red notice kepada Interpol lewat Mabes Polri. Dari Interpol lalu diteruskan ke seluruh negara, termasuk Thailand. Setelah ada kabar Nunun di Negeri Gajah Putih itu, KPK melakukan permohonan ekstradisi lewat KBRI di Thailand.
Nunun terbilang lihai dalam pelariannya di luar negeri, sehingga sulit tertangkap kendati namanya sudah masuk daftar buronan di 188 negara anggota Interpol. Bahkan, Ketua KPK Busyro Muqoddas menyebut Nunun dilindungi kekuatan besar sehingga sulit tertangkap.
Sabtu (10/12/2011) sore, Nunun Nurbaeti tiba di Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 18.45 WIB dengan menggunakan pesawat Garuda nomor penerbangan GA867 melalui terminal 2E.