SEBANYAK empat pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), memasuki masa purna tugas mulai hari ini, Jumat (16/2). Apa saja yang akan dilakukan Chandra M Hamzah, Bibit Samad Rianto, M Jasin, Haryono Umar? Berikut tulisan bersambung mengenai mereka
PENSIUN. Itulah kata yang dilontarkan Chandra M Hamzah, yang selama empat tahun belakangan ini menjadi Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan. Saat ditanya apa yang dimaksud pensiun, mantan advokat itu hanya tersenyum sambil mengisap rokoknya.
Chandra menampik akan kembali menjadi advokat dan kembali bergabung di kantor hukum Assegaf & Hamzah. Saat ditanya apakah dirinya akan berkarier di BUMN, Chandra hanya bungkam sambil terus menghisap rokoknya.
Pria berpenampilan kalem itu tinggal di rumah berlantai dua Kompleks Garuda No 46 RT 1, RW 10 Jalan Manggarai Selatan, Bukit Duri itu, Jakarta. Selama menjabat sebagai Wakil Ketua KPK, secara rutin rumah Chandra mendapat pengawasan dari Polsek Metro Tebet, Jakarta. Setiap hari petugas Polsek Tebet mengisi buku yang berada di sebuah kotak di pagar rumah.
Di rumah tersebut Chandra tinggal bersama sang istri, Ny Isma Mustika. "Bapak masih banyak kerjaan. Saya masih belum ada persiapan," kata Isma ketika ditanya apa yang akan dilakukan setelah sang suami tak lagi menjadi pimpinan KPK.
Ia mengatakan keluarganya tidak memiliki acara khusus saat Chandra Hamzah melepaskan tugasnya. "Lihat saja, tidak ada acara, biasa-biasa saja," kata Isma.
Namun, Isma mengakui Chandra telah memindahkan sebagian barang-barang pribadi sejak pekan lalu. "Tinggal sedikit lagi barang pribadi yang masih berada di kantor. Dicicil dulu," ujar Isma.
Berbeda dengan sang suami, Isma menyebut Chandra akan menekuni kembali profesi sebagai seorang pengacara. "Ya jadi lawyer (pengacara) lagi," ujarnya.
Isma mengaku mendukung setiap kerja keras yang dilakukan Chandra ketika masih menjadi pimpinan di KPK. Apalagi, ketika suaminya terus didera persoalan, mulai dari kasus cicak-buaya hingga tudingan sebagai perampok oleh Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat yang kini jadi terdakwa kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games 2011.
Menurutnya, pekerjaan Chandra di KPK belum selesai. Tak pelak Ny Isma merasa sedih Chandra harus meninggalkan KPK karena tak lolos seleksi untuk dapat memimpin kembali lembaga penegak hukum tersebut.
"Cuma segitu saja. Kasihan, Bapak merasa belum beres menyelesaikan kasus. Banyak yang melapor kasus-kasus ke Bapak. Tapi sekarang sudah selesai," katanya.
Ia akhirnya melihat kasus-kasus yang menerpa suaminya sebagai pengalaman melangkah ke depan. "Bapak sudah diobok-obok kan, yah itu menjadi pengalaman saja," tuturnya.
Chandra bersama Bibit Samad Rianto pernah menghuni sel Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, karena dituduh menerima suap dari Anggoro Widjojo, buron kasus korupsi. Karena tekanan kuat dari publik, Kejaksaan Agung akhirnya mengeluarkan Surat Keputusan Penghentian Penuntutan Perkara (SKP3).
Namun langkah Kejaksaan Agung tersebut dimentahkan pengadilan yang mengabulkan gugatan praperadilan Anggodo Widjojo (adik kandung Anggoro). Tak pelak, Jaksa Agung kemudian menerbitkan deponering (mengesampingkan perkara) Chandra-Bibit.
Tak lama kemudian Chandra terkena tudingan berat yaitu menerima sejumlah suap dari orang-orang yang terlibat masalah hukum. Nazaruddin, sebagai pelempar tuduhan, dengan penuh keyakinan mengaku punya cukup bukti terkait tuduhannya.
Seorang tetangga Chandra yang ditemui Tribun, Desty, mengaku Chandra jarang keluar rumah dan bergaul dengan warga sekitar. Warga, kata Desty, memaklumi profesi Chandra sebagai Wakil Ketua KPK yang mempunyai jadwal sangat padat. "Pak Chandra juga jarang ikut kegiatan warga," imbuh Desty.
Desty menambahkan dahulu Chandra masih sering tampak keluar rumah. Chandra bahkan suka mencuci mobil Panther miliknya di halaman rumah. "Kemudian ia jarang keluar, kalau tidak salah setelah mencuat perkaranya Nazaruddin dan namanya sering disebut-sebut," kata Desty, yang tempat tinggalnya terpaut tiga rumah dari rumah Chandra.
Desty, yang berprofesi sebagai pengacara, mengaku sudah lama mengenal Chandra. Apalagi, ayah Chandra Hamzah, Djamhir Hamzah, pernah satu kantor dengan Desty di Kantor Advokat dan Pengacara Gani Djemat. (ferdinand/yogi)