TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Luar Negeri, Andrea Hugo Pariera menjelaskan meninggalnya Kim Jong IL (KJI) sangat mengejutkan dunia karena akhir-akhir ini dia kembali tampil kerja keras mempersiapkan 100 tahun hari kelahiran Kim I'll Sung yang akan dirayakan secara besar-besaran tahun depan.
"Kepergian KJI ini tentu akan menjadi pertanyaan kembali tentang peta perdamaian kawasan, karena selama ini meskipun dunia sudah bisa menebak Kim Jong Un akan menjadi penerus ayahnya, tetapi kita belum pernah melihat atau mendengar langsung pandangan-pandangannya tentang proses penyelesaian perang Korea," kata Andreas ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (19/12/2011).
Dijelaskan dunia tentu sangat berharap -meskipun akan tegas dibawah jalan ideologi - nya, Kim Jong Un akan bersikap paling tidak memilih jalan damai melalui perundingan untuk penyelesaian perang di Semenanjung Korea.
Diberitakan sebelumnya Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il meninggal dunia pada Sabtu (18/12/2011) dalam sebuah perjalanan dengan kereta api, kantor berita Reuters melaporkan, Senin (19/12/2011).
Pembawa acara televisi mengumumkan kematian Kim Jong-Il sambil berlinang air mata dan mengenakan busana serba hitam, hari ini. Diumumkan bahwa pemimpin berusia 69 tahun itu meninggal karena kelelahan fisik dan mental setelah bekerja terlalu keras untuk memberi "bimbingan di lapangan". Kematian Pemimpin besar Korea ini menjadi berita terhangat dunia sepanjang hari ini.