Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Eksekutif KontraS Haris Azhar menganggap kejadian penembakan di Papua terhadap karyawan PT Freeport Indonesia menjadi tantangan Polri untuk mengungkapnya secara tuntas.
"Saya dulu mengira persitiwa itu terjadi karena demo mogok kerja karyawan PT Freeport, tapi begitu sekarang sudah ada penandatanganan masih juga (ada) penembakan. Jadi menurut saya ini memang satu tantangan besar untuk polisi membongkar penyebabnya," kata Haris saat ditemui di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2012).
November 2011 KontraS sudah melaporkan rangkaian penembakan di Freeport pada kepolisian, diantaranya rangkaian penembakan di sekitar mile yang rawan.
"Kami sudah memberikan catatan mile mana saja yang berpotensi terjadi penembakan. Kami sudah kasih bagaiamana kemungkinan soal waktu dan soal tipologi kekerasan. Jadi saya agak heran kenapa masih saja terjadi seperti ini," ungkapnya.
Tetapi apa yang diungkapkan KontraS tidak menjadi perhatian utama Polri.
"Saya sesalkan, polisi sudah kami kasih tahu dulu akhir November 2011, tapi belum ada tindakan-tindakan yang konkrit," ungkapnya.
Senin (9/1/2012) telah terjadi penembakan terhadap dua karyawan Freeport hingga tewas ketika sedang melintas menumpang mobil Toyota. Orang tidak dikenal langsung memberondong tembakan dan membakar kendaraan korban.