Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - SEKUMPULAN karyawan Cerahati New Media Communication tiba-tiba berkerumun. Ada lima laki-laki dan seorang perempuan yang rata-rata mengenakan celana panjang, dan atasan kaus. Kecuali si wanita mengenakan celana karet ketat, pendek di atas lutut. Mata mereka tertuju pada satu telepon seluler yang memutar video peristiwa tabrakan maut di Tugu Tani, Jakarta Pusat, hari Minggu silam.
"Itu kan ada Disty," kata salah seorang dari mereka. Seorang lainnya bertanya, "Masa sih?. Mana?" Telepon seluler itu berada di tangan Aziz, sang pemilik. Ia memperlihatkan video mengenai rekaman kejadian sesaat setelah tabrakan yang menewaskan sembilan orang dan melukai tiga orang lainnya. Video ini marak beredar Minggu, dan dapat diakses dengan mudah melalui telepon seluler.
Tak lama kemudian, si wanita menyadari ada orang asing di sekitar mereka setelah dia melihat wartawan Tribunnews.com. Dia segera memberi kode dengan lirik atau kedipan mata, sambil bebrbisik kepada teman-temannya, agar tidak memberi pernyataan sembarangan. Kemudian si wanita masuk ke ruang kerja, dan disusul teman-temannya. Suasana seketika sepi, membisu.
Itulah kejadian di lantai III kantor production house Cerahati New Media Communication yang beralamat di Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, Selasa (24/1/2012). Pagi itu, Tribun mendatangi kantor berlantai tiga, ukuran lebar sekitar 10 meter. Gedung dicat warna merah hati. Kantor berupa rumah toko atau ruko tanpa papan nama.
Dari sana terungkap bahwa kecelakaan maut itu menyisakan kisah buat PH ini. Sebab Adistina Putri Grani, pernah bekerja di perusahaan ini. Bahkan dalam akun blog pribadinya, Disty, sapaan Adistina Putri Grani, memiliki peran besar, sebagai asisten produser pada banyak video klip yang mereka garap, termasuk lagu Mbah Surip berjudul "Tidur Lagi".
Bahkan sang sopir 'pencabut' sembilan nyawa itu, Afriyani Susanti pun bekerja di PH ini, namaun dengan status pekerja lepas atau freelance. Kantor ini tidak terlalu besar dan mewah, di luar pun tidak ada papan nama yang menerangkan bahwa sebuah ruko tersebut adalah kantor Production House bernama Cerahati. Posisi kantor berlantai tiga itu berada tepat di tengah-tengah, diapit sebuah minimarket dan kantor sebuah production house bernama Netrakom. "Netrakom di sebelah nih, kami numpang," ujar Aziz, karyawan Cerahati.
Sejak Senin lalu, Polda Metro Jaya menetapkan Afriyani dan kawan-kawan tersangka penggunaan narkoba. Pelanggaran terberat dilakukan Afriyani, selain kasus kecelakaan lalu-lintas juga kasus mengonsumsi narkoba.
Saat kecelakaan, mobil naas itu ditumpangi empat orang, dua perempuan dan dua laki-laki. Afriyani bersama tiga rekannya yakni Arisendi (34), Denny Mulyana (30), dan Adistina Putri Grani (25). Semuanya kini menyandang status tersangka narkoba.
Bagaimana sosok Afriyani di kantor ini? Kalangan karyawan Cerahati tidak banyak yang mengenalnya. Hanya sekilas. "Yang badannya agak gemuk, kan?" kata seorang karyawan, mengaku samar-samar. Menurut dia, Afriyani pekerja lepas. Dia sering berperan sebagai penata busana saat ada syuting.
Aziz, kru Bagian Umum Cerahati mengaku pernah mengetahui ada kru freelance yang bernama Afriyani. Aziz mengatakan Afriyani adalah kru untuk wardrobe, tata busana.
Lebih jauh Aziz menjelaskan semua kru freelance di Cerahati sebagian besar berasal dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) termasuk Afriyani dan Disty. "O, dia (Afriyani) bagian wardrobe yang suka fitting-fitting baju," kata Aziz.
Yana Mulyana, petugas penyewaan perlengakapan di Cerahati memastikan Afriyani, bukan karyawan Cerahati. Setahu dia, Afriyani diajak bekerja oleh Disty di Cerahati sebagai freelance.
Hal senada dikemukakan Edy Susanto alias Edy Khemod. Director sekaligus sutradara video klip di Cerahati ini menegasakan dia tidak pernah bekerja dengan perempuan yang bernama Afriyani. "Saya bukan bekerja untuk Afriyani tapi Disty," ujar Edy.