TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sang istri tercinta di rumah, juga seluruh keluarga besarnya sudah tahu dirinya dicegah berpergian ke luar negeri. I Wayan Koster yang namanya kerap disebut-sebut dalam persidangan mantan Bendahahara Umum Partai Demokrat (PD), Muhammad Nazaruddin terkait kasus proyek pembangunan Wisma Atlit Palembang, Sumatera Selatan tak memperlihatkan wajah cemas.
Dibalut kemaja batik warna coklat yang ia pakai, Wayan kemudian bergegas dari ruang kerjanya di lantai 6 Gedung Nusantara II DPR RI, Jumat (03/02/2012), menemui para wartawan yang sudah lama menunggunya.
"Ya kalau saya nanti jadi tersangka, ya itu urusan KPK. Saya akan jelaskan nanti semuanya. Biasa saja, istri saya juga sudah tahu, lihat tivi kalau saya dicegah. Saya tahu lihat running teks, ya bagaimana lagi. Padahal, nggak usah dicegah pun, saya jarang ke luar negeri," kata Wayan.
"Kaget iya, saya tanya dasarnya apa. Tapi kalau dicegah kan pasti permintaan KPK, ya saya hadapi saja. Yang jelas, saya tidak terima uangnya, jawab Wayan dengan nada santai.
Apapun status kepada dirinya, bila nanti dinaikkan menjadi tersangka setelah KPK lebih dulu menetapkan Angelina Sondakh sebagai tersangka, Wayan mengaku siap.
"Kalau jadi tersangka, itu kewenangan KPK dan saya siap. Kalau sampai harus dinonaktifkan dari DPR, pun saya siap. Saya akan hadapi ini, karena saya memang tak pernah terima uangnya. Saya akan jeladkan nanti dipersidangan," Wayan dengan wajah sumringah menjelaskan.
Wayan mengaku, tak menyiapkan bukti-bukti apapun untuk bisa menunjukkan dirinya memang terlibat. Alangkah lebih baik, Wayan berharap bisa dikonfrontir dengan pihak-pihak yang terkait, termasuk dengan Yulianis dan Nazaruddin.
"Saya juga siap dikonfrontir dengan siapapun, dipanggil KPK pun saya siap, saya tak terima uangnya seperti yang dituduhkan di persidangan. Kalau nanti saya dijadikan tersangka, saya baru lapor ke fraksi, sekarang begini saja dulu," kata Wayan santai.