Laporan Wartawan Tribunnews.com Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hubungan antar elit Partai Demokrat pascapenetapan Angelina Sondakh menjadi tersangka diperkirakan akan memanas. Sebab, Angelina merupakan politisi Partai Demokrat yang juga menduduki posisi strategis selaku Wakil Sekjen dan fasilitator kemenangan Anas.
"Artinya, di internal konsekuensinya faksionalisme yang beberapa waktu lalu diredam SBY akan kembali eskalatif dan memosisikan relasi antagonistik antar elite parpol,"ujar Pengamat Politik Universitas Paramadina, Gun-Gun Heryanto kepada Tribunnews.com, Sabtu(4/2/2012).
Mengenai dampaknya bagi internal PD kata Gun-Gun memang sangat riskan, di level elite manajemen konflik PD sangat tidak elegan. Indikatornya justru konflik antar faksi begitu mudah terpapar di ruang publik.
"Misalnya mengenai komunikasi antagonistik Marzuki-Mubarok-Ruhut,"jelasnya.
Untuk kondisi di eksternal kata Gun-Gun juga diprediksi akan mengubah 'bubble issues' yang selama ini muncul di Demokrat menjadi amunisi nyata untuk mendelegitimasi PD jelang Pemilu 2014. Hal ini tentu akan berpengaruh pada elektabilitas PD.
Berikutnya lanjut Gun-Gun, status tersangka Angelina akan berdampak pula pada 'public trust' terkait dengan eksistensi politisi muda yang saat ini menjadi pelaku di berbagai suprastruktur politik.
"Nazar, Anas dan Angie merupakan prototype politisi muda yang karena masalahnya berkontribusi pada penurunan persepsi positif publik atas distingsi peran politik kaum muda dan kelompok tua-mapan,"jelas Gun-Gun.
Sementara di level pengurus daerah pun diduga Gun-Gun akan muncul kegamangan masif atas fenomena elite di DPP.
"Terlebih, parpol-parpol di Indonesia secara umum kan bukan parpol modern berbasis kaderisasi yang baik melainkan lebih mengandalkan politik figur. Dengan demikian sangat mungkin, basis pengurus pro Anas, tidak akan diam," sergahnya.