Laporan Wartawan Tribunnews.com Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun demi tahun, kepintaran FAS sudah menjurus ke hal-hal praktis seperti elektronika. Satu kali, komputer ayahnya sampai dirusak oleh tangan pembobol server PT Telkomsel dan dituding mencuri pulsa senilai Rp 10 miliar ini. Saat itu ia duduk masih di kelas enam SD. Ayah FAS, Wanto, tak keberatan apa yang dilakukannya. Dari kejadian itu, Wanto sudah menyadari bakal bakat anaknya ke depan.
Berbekal pengalaman itu, tak jarang Wanto memberikan buku soal komputer kepada FAS. Semuanya itu dilahap dan dipraktikkannya. "Saya pernah beli komputer seri 286 dia rusak, seri 386 juga begitu, sampai seri pentium," terang Wanto yang mendampingi Yanti di ruang tamu rumahnya.
Baik Wanto dan Yanti mengakui, FAS kecil sampai dewasa bukan remaja, anak yang merepotkan. Karena kepintarannya kerap kali membantu keluarga. Kelar SMP, FAS masuk SMAN 1 Serang, sekolah favorit. Di sini prestasinya berkibar.
Salah satunya menjadi juara Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kabupaten Serang Tahun 2004 Bidang Informatika, di mana FAS mewakili sekolahnya. Sayang, ketika naik ke tingkat provinsi, ia tersisihkan dari peserta lain dari Tangerang, lantaran guru pembimbingnya tidak ada.
Selama bergelut dengan dunia komputer, ia belajar mandiri alias otodidak. Tak pernah kursus di lembaga resmi. Satu-satunya lembaga kursus yang dijamahnya adalah ketika Rizal ingin meningkatkan kemampuannya masuk olimpiade ke tingkat provinsi.
"Saya mengantarnya keliling Serang untuk dia kursus. Tapi itu tak lama karena setelah Aa masuk, pengetahuan mentornya kalah jauh di bawah Aa. Akhirnya di keluar," cerita Wanto di mana saat itu Aa masih duduk di SMAN.