Laporan Wartawan Tribunnews.com Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai orangtua, Wanto mengaku sedih ketika mengetahui FAS ditahan Mabes Polri karena kasus pencurian pulsa lewat server pulsa Telkomsel, dan dituding membobol senilai Rp 10 miliar.
Ditahannya FAS, anak yang selama ini dibanggakan keluarga, lingkungan, dan guru-gurunya, harus menghadapi fakta yang ada.
Namun, Wanto tak marah kepada FAS.
Bagaimanapun, sebagai orangtua, Wanto harus menguatkan FAS yang saat itu tak kuat menahan air matanya karena merasa memalukan keluarga.
Saat ditangkap 4 Januari 2012, Wanto terus mendampinginya yang saat itu menjalani pemeriksaan di hadapan penyidik.
Terakhir kali menjenguk di selnya, Bareskrim Polri, Wanto mendapati FAS lebih teguh dari kunjungannya yang pertama.
Hanya saja ia tak bisa menutupi rasa sedihnya ketika melihat ibunya, Yanti, ikut serta, bersama dua adik perempuannya.
"Saya katakan kepadanya, ayah sangat bangga sama kamu. Kamu harus menghadapi semua ini dengan kuat. Seluruh garis tanganmu dari jodoh, rezeki sudah di atur sama Allah. Jadi jangan takut kalau nanti dipecat dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Aa bakal dapat tempat lebih bagus," ujar Wanto.
Namun, ketika pertama kali tahu soal kasus ini, Wanto mengakui cukup berat.
Hampir dua minggu berada di sel Bareskrim bersama enam temannya yang terlibat kasus yang sama, Wanto belum berani memberitahukan kepada Yanti. Wanto tahu, Rizal adalah anak yang sangat dibanggakan Yanti.
Ia punya alasan kenapa rahasia itu cukup disimpan sendiri, tanpa diberitahukan kepada anggota keluarga lainnya.
"Saya khawatir kalau diberitahukan, keluarga belum siap, efeknya bisa buruk. Karena waktu itu ibunya belum siap, adik keduanya sedang UAS," cerita Wanto.
Akhirnya, setelah siap, Wanto mengumpulkan keluarga dan menceritakan hal sebenarnya yang menimpa FAS.
Itupun ia ceritakan perlahan-lahan.
Dan semua keluarga mengetahui FAS dan menerimanya dengan kuat. Wanto bersyukur, keluarga selama ini kuat dan terus memberi dukungan kepada FAS.