Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Eko Yulianto
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Keluarga pramugari Henny Stevani atau akrab disapa Vani belum mengetahui kepastian apakah jasad Henny sudah teridentifikasi. Hingga Sabtu (19/5/2012), dari 45 penumpang Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, baru 15 jenazah yang berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Mabes Polri dibantu tim dari Rusia.
Ibunda dari Henny yakni Nurlela mengatakan, putrinya tersebut memiliki tinggi badan 165 sentimeter dan berat bedan sedang. Rambutnya pirang sebahu, serta ada tahi lalat di dada kiri atas dan pundak kanan. Henny memiliki paras yang cantik.
Saat kejadian, Nurlela memperkirakan, Henny menggunakan blazer merah kombinasi hitam. Kemudian, memakai kalung perak kecil tanpa bandul dan cicin emas putih bermata berlian hitam.
Nurlela juga memperkirakan, anaknya itu mengenakan jam tangan warna putih merek Rolex. "Saya tahu semua itu, karena semua aksesorinya ada. Cuma jenis-jenis itu yang tidak ada. Berarti, dipakainya (saat ikut joy flight)," kata Nurlela.
Saat evakuasi pada Kamis (17/5/2012), Tim SAR gabungan menemukan jenazah perempuan berambut pirang. Jenazah tersebut diketemukan dekat jenazah yang mengenakan seragam Trans TV dengan badge Aditya Sukardi.
Namun hingga kini belum ada kepastian, apakah perempuan berambut pirang tersebut adalah Henny.
Keluarga Henny pun sudah pasrah bahwa gadis cantik tersebut telah meninggal dunia bersama jatuhnya Sukhoi pada 9 Mei 2012 di Tebing Manik, Gunung Salak, Bogor.
Sejak Selasa (15/5/2012), keluarga sudah yakin bahwa Henny meninggal dunia. Oleh karena itu, keluarga Henny di Lampung menggelar tahlilan tiap hari dan melakukan shalat ghaib untuk Henny.