TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedatangan jenazah Didik Nur Yusuf dan Dodi Aviantara di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Panjang, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, disambut duka sekaligus kebanggaan.
Ratusan orang yang berkerumun sejak pagi, berdesakan masuk ke ruang tempat disemayamkannya jenazah Didik dan Dodi. Karpet merah pun digelar, setelah jenazah ditempatkan dekat meja resepsionis.
Tak lama, salat jenazah digelar untuk kedua almarhum. Suasana khidmat berbalut duka, mengiringi prosesi tersebut. Lantunan doa-doa dengan menyebut asma Allah pun berkumandang, di Kantor Kompas Gramedia yang penuh sesak.
Seusai melaksanakan salat jenazah dan pembacaan doa, tiba saatnya pendiri sekaligus pemilik Kompas Gramedia Group memberikan kata-kata. Seakan tersirap, semua orang terdiam mendengarkan Jakob Oetama memberikan sambutan.
"Sungguh besar kemuliaan dan rahmat Tuhan. Kita semua menanggung duka bersama istri dan keluarga yang ditinggalkan. Duka menggerakkan hati kita yang setulus-setulusnya, untuk bersama-sama memberi kekuatan iman kepada keluarga yang ditinggalkan," ujar Jakob Oetama.
Udara yang panas, seakan tak dihiraukan oleh orang-orang yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada kedua jenazah.
Menurut Jakob Oetama, banyaknya orang yang hadir merupakan rahmat dan berkah dari Tuhan, yang diperlukan pada masa kesedihan.
"Kedua anak muda yang meninggalkan kita, menyisakan duka mendalam bagi kami. Mereka adalah anak muda yang mau mengerti dan menghayati prinsip hidup berkarya dan bekerja tidak setengah-setengah, sebagai pelengkap yang menyertai kodrat kita sebagai manusia," tuturnya.
Jenazah Didik dan Dodi datang beriringan dari Lanud Halim Perdanakusuma, ke Gedung Kompas Gramedia. Orang-orang pun berebut ingin mengangkat peti jenazah dua korban kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100.
Jenazah keduanya hanya bersemayam di Gedung Kompas Gramedia sekitar satu jam, kemudian langsung diberangkatkan kembali ke rumah duka masing-masing.
Isak tangis pun terdengar saat sejumlah orang memberikan sambutan, dalam prosesi serah terima jenazah tersebut. Tetesan air mata, mereka usap dengan sehelai tisu. (*)
BACA JUGA