Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Miranda Swaray Goeltom memulai sekolah yang baik, karier yang cemerlang, dan berakhir di ruang tahanan Komisi Pemerantasan Korupsi (KPK).
Mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia ini, Jumat (1/6/2012), menjalani pemeriksaan KPK sebagai tersangka kasus cek pelawat (travel cheque) dalam pemilihan Deputi Gubernur BI yang melibatkan sejumlah anggota DPR RI.
Ketua KPK Abraham Samad kepada TRIBUNnews.com menegaskan, Miranda akan ditahan segera setelah pemeriksaan.
"Surat penahanannya sudah saya tanda tangani hari ini," kata Abraham.
Miranda lahir di Jakarta, 19 Juni 1949. Delapan belas hari dari sekarang, Miranda akan merayakan ulang tahun ke-63.
Untuk pertama kali karier panjangnya yang cemerlang, ahli ekonomi ini akan merayakan hari istimewa itu di dalam tahanan.
Miranda adalah guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sebelumnya dia menjabat sebagai deputi gubernur BI.
Tahun 2003, Miranda bertarung dengan Burhanuddin Abdullah untuk posisi Gubernur Bank Indonesia. Ia kalah dan akhirnya menjadi Deputi Senior Gubernur BI.
Tanggal 26 Januari 2012, setelah sekian lama kasus suap pemilihan Deputi Gubernur BI bergulir, KPK menetapkan Miranda sebagai tersangka.
Miranda dijerat pasal 5 ayat 1 UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan pasal UU No 20 tahun 2011 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan ancaman maksimal dalam pasal itu 5 tahun penjara.
Miranda memulai karier sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1975.
Tetap tampil trendi di usianya yang tak muda lagi, Miranda dikenal sebagai pakar ekonomi moneter terkemuka.
Pendidikan sarjananya dirampungkan di UI, lalu menyabet gelar master dan PhD-nya dari Universitas Boston, Amerika Serikat.
Karier Miranda S Goelthom:
* Dosen di FE UI
* Konsultan Bank Dunia dalam berbagai proyek USAID, Jakarta
* Presiden Komisaris PT Bank Uppindo dan Komisaris Utama PT Askrindo
(wakil pemegang saham Bank Indonesia)
* Presiden Komisaris PT Rabobank Internasional Indonesia
* Alternate Governor pada Bank Pembangunan Asia untuk Indonesia