Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus korupsi dana pengadaan Alquran menyakiti hati umat Islam. Golkar harus secepatnya minta maaf kepada umat Islam. Ini bukan kriminalitas biasa tapi kriminalitas luar bisa.
Demikian dikemukakan Senior Partai Golkar, Zaenal Bintang dalam rilisnya ke Tribunnews.com, Minggu (1/7/2012).
"Bahkan kasus ini bisa menghancurkan popularitas Golkar di mata umat Islam yang mayoritas di negeri ini," kata Bintang.
Menurut dia, karena jarak waktu yang lowong menunggu proses hukum formal, itu akan dimanfaatkan lawan politik menggenjot Golkar, mempersepsikan Golkar sebagai sarang koruptor dan melindunginya.
"Tentu saja kondisi ini akan merugikan segala upaya untuk menaikkan popularitas Golkar di mata rakyat. Mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Isam. Hal itu merugikan upaya mendongkrak Golkar memenangi Pemilu 2014," ujar mantan Ketua DPP Golkar (2004 – 2009) ini.
Bintang mendesak Ical supaya mengambil langkah-langkah drastis dengan memanfaatkan momentum Rapimnas Golkar.
"Ical harus segera mengirim pesan moral sebagai pimpinan parpol yang serius memberantas korupsi, sekalipun itu melibatkan kader teras Golkar sendiri," ujarnya.
Pesan moral yang dimaksudkan Bintang, antara lain, membersihkan Golkar dari anasir kader “Golkar Hitam” yang berpotensi menggerogoti elektabilitas Golkar ke depan. "Inilah saat yang tepat Ical menampilkan Golkar yang berbeda dengan Golkar sebelumnya," katanya.
Caranya, kata Bintang, bersihkan Golkar dari kader yang selama ini namanya bolak balik dimuat di media masa dalam kaitan kasus hukum. Jangan cuma berhenti pada Zulkarnain Djabar saja. "Yang lain juga. Pokoknya jangan tebang pilih," katanya.
Dikatakan, Ical jangan ragu karena rakyat menunggu gebrakannya. Sebagai kader Golkar yang selama ini konsisten pada perjuangan Golkar, Bintang mendukung pembersihan “Golkar Hitam”. Karena mereka itu benalu partai.
Baca juga: