TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mendengar mengenai tahu dan tempe yang akan hilang di pasaran mulai besok hingga tiga hari ke depan. Juru Bicara Presiden Julian Aldrian Pasha menegaskan Presiden meminta menteri terkait segera mengatasi hal itu dengan secepatnya.
"Ini menjadi perhatian pemerintah," kata Julian di kantor Presiden Jakarta, Selasa (24/7/2012).
Menurut Julian, masalah ketersediaan atau stok kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu menjadi perhatian bersama.
"Presiden dan pemerintah memperhatikan hal tersebut. Dan semua pihak yang memiliki andil untuk bisa mengupayakan agar tidak terjadi kelangkaan dan harga yang meningkat dalam sektor kedelai," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, hari Rabu hingga Jumat tahu dan tempe dipastikan bakal menghilang dari Jakarta, bahkan di seluruh penjuru tanah air.
Seperti ditulis Kompas, ribuan produsen tempe dan tahu mogok kerja. Mereka menuntut pemerintah mengambil alih tata niaga kedelai agar dapat membantu para produsen perajin tempe dan tahu mendapatkan harga kedelai yang lebih murah.
Sejak Mei lalu, harga kedelai sudah mencapai Rp 8.200 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 5.500 per kilogram.