Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana para pedagang tempe tahu untuk mogok massal rupanya bukan pepesan kosong. Di pasar Kramat Jati, Jakarta Timur bebas dari sejumlah pedagang panganan berbahan dasar kedelai tersebut.
Terpantau Tribunnews.com, beberapa pedagang yang biasa menjual tempe menutup daganganya.
Salah seorang pedagang ikan, Eko (27) yang kebetulan tempat dagangnya bersebelahan dengan pedagang tempe mengatakan semua pedagang makanan khas Indonesia ini melakukan aksi mogok massal secara bersamaan.
"Mereka semua kompak, katanya hari ini gak mau dagang. Katanya si gara-gara kenaikan harga kedelai," ujarnya, Rabu (25/7/2012).
Eko juga menambahkan selain menutup daganganya karena kenaikan harga kedelai para pedagang juga takut kena Sweeping oleh kelompok pedagang lainya yang tidak berdagang.
"Tadi pagi memang sempat ada yang jualan. Tapi langsung kena sweeping dan disuruh tutup," tambahnya.
Sementara itu ketua ketua pengawas koperasi tahu tempe, Jakarta Timur, Kasmito mengatakan aksi mogok massal ini merupakan hasil keputusan rapat Puskopti DKI Jakarta pada tanggal 18 Juli 2012 lalu. Dimana disepakati bahwa mulai Selasa (24/7/2012) malam, para pengrajin tempe dan tahu di semua wilayah DKI Jakarta melaksanakan demo mogok produksi dan berjualan.
"Ini semua kami lakukan untuk menyikapi kenaikan harga kedelai. Setelah ini kami akan ujicoba untuk selalu menaikkan harga, nanti kalau ga ada tanggapan juga dari pemerintah kami akan demo lagi besar-besaran, kami akan menutup jalan," jelasnya.
Rencananya aksi mogok ini digelar hingga Jumat (27/7/2012) mendatang. Tak hanya mogok berdagang, Kasmito juga mengatakan beberapa pedagang tempe dan tahu di Jakarta Timur juga akan menggelar aksi sweeping ke sejumlah pasar tradisional di Jakarta Timur dan Bekasi.
Aksi sweeping ini mereka gelar guna memastikan tak ada satu pun pedagang tahu tempe yang berjualan.
"Aksi ini untuk kebersamaan kita untuk mengawasi tukang tahu tempe semuanya biar ada perhatian dari pemerintah," ungkapnya.