TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usia Indonesia sudah 67 tahun kini, namun nusantara kini dinilai sedang sakit. Banyak tokoh politik nasional dan daerah keluar jalur dalam mengemban visi kebangsaan terutama saat menjalankan roda pemerintahan.
"Kini, republik sedang sakit, karena dikelola oleh para tokoh dan partai politik yang jauh dari visi kebangsaan dan visi globalnya yang mampu menempatkan Indonesia secara bermartabat dan berwibawa dalam pergaulan global," kata Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Addin Jauharudin dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat(17/8/2012).
Addin menjelaskan, bahwa bangsa ini akan terjebak terus menerus dalam kubang masalah, sepanjang tidak ada kedaulatan dalam konstitusi. Oleh karena itu, pemerintah harus meninjau ulang semua bentuk intervensi asing dalam konstitusi nasional kita dan regulasi serta kebijakan yang tidak pro rakyat.
"Siapapun pemimpinnya, ketika problem ini tidak dituntaskan maka akan terus tersandera oleh konstitusi dan regulasi yang penuh rekayasa," ujarnya.
Dalam era kepemimpinan sebelumnya yang dimulai dari Presiden Soekarno hingga pemerintahan Presiden KH. Abdurahman Wahid atau yang biasa dikenal Gus Dur, telah menjalankan pembangunan nasional yang penuh dengan visi. Namun saat ini visi pembangunan nasional tersebut telah jauh dari praktek kehidupan bangsa saat ini.
"Maka dibutuhkan dua hal untuk membuat bangsa ini maju dan juga berwibawa, yaitu kedaulatan dan kemandirian. Kedaulatan secara teritorial, energi, dan pangan, dan kemandirian secara ekonomi," jelasnya.
Selain itu, Ia juga berharap agar sistem kaderisasi partai politik untuk menciptakan pemimpin tangguh, berkualitas, bersih dan tidak korup harus segera tercipta.
"Karena partai politik adalah instrumen kaderisasi kepemimpinan nasional dan penjaga kedaulatan bangsa, bukan pintu masuk liberasisasi nasional dan menghamba pada kepentingan asing," ujar Addin.
Oleh karena itu menurutnya, PMII dengan semangat kebangsaan dan tanggung jawab intelektual pergerakan mengajak untuk memadukan pandangan dan menyamakan persepsi Indonesia kedepan, bahwa bangsa ini harus di bangun dengan rasa optimis dan penuh tanggung jawab.
"Negara Indonesia bukanlah negara gagal, hanya saja dikelola oleh para pemimpin yang buruk pikiran dan salah urus," pungkasnya.
Berita Terkait: HUT RI