TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali, menyangkal tertangkapnya dua hakim ad hoc Pengadilan Tipikor Semarang, karena kelalaian MA dalam mengawasi hakim-hakimnya.
"Ada 7.000 hakim yang berbeda karakter dan sifat. Ada yang memiliki integritas tinggi, dan ada yang rendah. Semuanya kembali kepada manusianya," ujar Hatta di sela acara open house di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra III, Jakarta Selatan, Minggu (19/8/2012).
Menurutnya, seorang hakim pasti akan menghindari perbuatan yang melanggar kode etik dan perilaku hakim, seperti menolak 'pemberian' yang dilakukan oleh seorang terdakwa dalam kasus yang tengah ditanganinya, bila memiliki integritas yang tinggi meski penghasilan rendah.
"Tapi, jika integritasnya (hakim) rendah, dan penghasilan rendah juga, maka hal ini bisa saja terjadi," kata Hatta.
Demi menjaga integritas hakim, Hatta mengaku pihaknya terus melakukan pemantauan, untuk mengantisipasi penyimpangan terhadap hakim-hakim, mulai dari tingkat paling rendah hingga yang menjabat sebagai ketua pengadilan.
"Semuanya itu terpantau oleh MA. Kami melihat track record-nya dan melakukan fit and proper test dahulu, terutama bagi ketua pengadilan," papar Hatta. (*)
BACA JUGA
- MA: Sikat Hakim Terima Suap Ketika Gaji Naik
- MA Sudah Lama Pantau Hakim Tipikor Semarang
- Ketua KY: Masih Banyak Hakim Tipikor yang Terima Suap
- Ketua KY: Dua Hakim Itu Memang Bandit, Pecat Saja