TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai menduga aksi penembakan terhadap rombongan Kapolda Papua dilakukan oleh OPM. Ini mau menunjukkan eksistensi sayap-sayap bersenjata di Papua. Apalagi menjelang Ulang Tahun gerakan ini yang jatuh pada 1 Desember mendatang.
"Dalam konteks sosial politik, pemerintah nilai penyerangan ini ditujukan untuk menunjukan eksistensi perjuangan Papua Merdeka ke dunia internasional apalagi menjelang peringatan 1 Desember," ungkap Velix kepada wartawan di Jakarta, Kamis (29/11/2012).
Menurut Velix serangkaian penyerangan yang terjadi akhir-akhir ini, baik penyerangan Polsek Pirime Papua dan penyerangan rombongan Kapolda, saling terkait.
Pemerintah pun kata Velix hingga kini masih menyelidiki kasus penyerangan terhadap Polsek Pirime di Lanny Jaya, Papua, apakah bernuansa kriminal biasa ataukah bernuansa politik.
Lebih lanjut Velix menyampaikan bahwa SBY telah berulang kali menegaskan bahwa pemerintah menghargai aspirasi dan hak-hak rakyat untuk berpendapat. Namun, pemerintah tidak mentolerir sikap-sikap kekerasan dan upaya membentuk negara di dalam negara.
Dan konstitusi, tegas dia, memberikan kewajiban kepada Pemerintah menjadi keutuhan wilayah Indonesia.
Karena itu, Presiden SBY meminta semua pihak menjunjung Papua tanah damai. Komitmen Presiden SBY untuk menangani Papua secara damai merupakan kebijakan dan pendekatan yang dilaksanakan oleh semua institusi pemerintah, Pemda, TNI, dan Polri.
"Komitmen Papua Tanah Damai juga seharusnya dipegang oleh berbagai kelompok politik di Papua," ujar dia.