TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Bukan perkara mudah melacak kepastian M Rasyid Amarullah Rajasa menghuni kamar inap mewah di RSPP. Petugas rumah sakit akan menggeleng kepala saat disinggung apakah ada pasien bernama tersebut. ”M Rasyid Amarullah Rajasa tak ada di sini,” kata petugas rumah sakit.
Kuat dugaan, Rasyid masuk menggunakan nama samaran. Hal itu diamini seorang sumber yang enggan disebut namanya. Menurut dia, si anak menteri itu masuk menggunakan nama ‘Ramadan’, Selasa (1/1/2013).
Tapi itu tak bertahan lama. Setelah keberadaannya terendus, Rabu (2/1/2013) malam, Rasyid akhirnya menggunakan nama aslinya.
Kondisi terakhir Rasyid, menurut Kepala Administrasi Medis RSPP dr Indra Maulana, makin membaik. "Lukanya baik, kondisi pasien stabil saat ini," jawabnya seraya menambahkan pihak keluarga memohon agar Rasyid sementara ini jangan diganggu dulu.
Sebelumnya, keberadaan Rasyid menjadi teka teki. Sang ayah, Hatta, sama sekali tak menyinggung di mana anak bungsunya itu dirawat. Begitu pun dengan kepolisian. Anehnya lagi, polisi berlindung dengan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik sebagai alibi.
Tak heran bila muncul kesan Rasyid ‘disembunyikan’. Sangat jauh berbeda dengan sopir mobil maut lainnya. Sebut saja sopir Nissan Livina maut Andhika Pradika yang menewaskan dua orang di Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2013) dini hari. Beberapa jam kecelakaan, polisi langsung mengumumkan Andhika sebagai tersangka. EKO SUTRIYANTO/ABDUL QODIR