Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua keluarga terduga teroris Makasar, Sulawesi Selatan, menyambangi kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Polri Dr Sukanto, Jakarta Timur.
Mereka baru saja selesai menjalanin tes DNA. Keluarga hanya mengharapkan agar kedua jenazah tersebut dapat segera dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halaman.
Pantauan Tribunnews.com sekitar pukul 16.15 WIB, Kamis (10/1/2013), Endang Mustiyadi, istri terduga teroris Muhamad Khalil alias Hasan mengenakan baju gamis dengan cadar menutup mukanya.
Ia keluar bersama Verawati, adik terduga teroris Syamsudin HG alias Abu Uswah yang mengenakan kerudung berwarna krem dan baju gamis berwarna merah maron.
"Saya masih belum tahu kapan jenazah boleh diambil, saya ikuti prosedur," ujar Verawati, adik terduga pimpinan teroris dari kelompok asal Makassar, di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (10/1/2013).
Verawati mengharapkan agar jenazah kakaknya dapat segera dipulangkan agar bisa dimakamkan.
"Harapannya kami agar segera dipulangkan ke kampung halaman. Rencananya mau dimakamkan di kampung halaman," singkat Verawati, sesaat sebelum meninggalkan RS Polri dengan mobil Izuzu Panther berwarna hijau dengan nomor polisi B 1108 FVB.
Diberitakan sebelumnya, Mabes Polri menetapkan dua terduga teroris di Makassar, Sulawesi Selatan, yang disergap Densus 88 adalah pimpinan kelompok teroris di Makassar. Mereka juga diketahui menebar teror di Poso, Sulawesi Tengah.
Karo Penmas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan dua teroris tersebut, bernama Syamsudin HG alias Abu Uswah kelahiran Palopo.
"Dia ini merupakan pimpinan dari kelompok teroris Makassar yang selama ini melakukan aksi teror di Poso. Mereka sudah jadi target saat surveilance, Kedua, Ahmad Khalil alias Hasan, lahir di Palopo, 27 Juli 1977. Dia ini terkait dengan jaringan Abu Umar yang merupakan penyuplai senjata api dari Filipina. Jadi dia sebagai penyuplai senjata," jelas Boy, beberapa waktu lalu.
Boy mengatakan, mereka diketahui berada di halaman RS dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar, sedang mengadakan pertemuan dengan dua orang lainnya. Sedangkan dua orang lainnya, saat disergap, melarikan diri.
"Pada Jumat tadi pukul 10.30 Wita di Makassar, di halaman belakang RS Wahidin dilakukan upaya penangkapan. Dari penangkapan tersebut petugas melumpuhkan dengan tembakan," tuturnya.
Sementara identitas dua orang lain yang melarikan diri belum diketahui. Mereka adalah anggota teror jaringan Makassar yang melakukan pelemparan bahan peledak di saat ulang tahun DPD Golkar yang dihadiri Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.
"Mereka ini adalah jaringan Santoso yang berkembang ke Sulawesi Selatan. Dari mereka ditemukan barang bukti senjata jenis FN dan granat manggis yang berhasil diamankan. Saat ini jenazah dikirim ke RS Bhayangkara di Makassar," jelas Boy.