TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung, menegaskan untuk Pilkada Jawa Tengah (Jateng) PDI-P harus mencalonkan kadernya sendiri, mengingat wilayah tersebut adalah basis utama partai berlambang Banteng moncong putih.
"Untuk Pilkada Jateng, PDI-P harus calonkan kadernya, karena itu basis utama partai. Jawa Barat saja bisa calonkan kadernya, kenapa Jateng tidak bisa. Harus kader partai," kata Pramono dalam keterangannya, Jumat (11/1/2013).
Hari ini terasa spesial bagi Pramono karena baru saja mengikuti sidang promosi gelar doktor di Universitas Padjadjaran (Unpad).
Pernyataan mantan Sekjen PDI-P itu sangat beralasan, karena pilkada sebelumnya di Jateng PDI-P mencalonkan figur yang bukan kader partai, tetapi setelah terpilih malah membelot dari partai.
"Kenapa PDI-P tidak belajar dari pengalaman itu. Kita harus ajukan kader," katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekuf Pusat Kajian Pemberdayaan Masyarakat Desa (Puska-MD), Pulung Agustanto mengatakan, sudah selayaknya PDI-P mengusung kadernya sendiri di Jateng.
"Contoh Pilkada DKI Joko Widodo membuktikan kader PDI-P bisa dan mampu ditempatkan di manapun," katanya.
Menurut Pulung, sangat ironis kalau partai sebesar PDI-P, yang memiliki kader-kader hebat dan potensial, tidak diberdayakan.
Sementara anggota dewan Ario Bimo mengatakan imbas pilkada DKI dengan Jokowi menjadi tambahan semangat bagi kader-kader PDI-P
"Imbas Jokowi spirit ini menular, jadi kalau kader sendiri yang diusung maka biaya politiknya tak perlu kawatirkan," kata Ario Bimo.
Ario yang juga pengurus DPD II PDI-P Jateng menegaskan para kader saat ini memiliki semangat besar untuk memenangkan dan melakukan tugas partai.
Saat ini setidaknya beberapa kader internal PDI-P seperti Ganjar Pramono, serta Rustriningsih siap maju. Ganjar Pranowo disebut-sebut menjadi calon kuat sebagai Jateng 1.