TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengungkapkan bahwa saat ini dunia telah memasuki era peperangan generasi keempat.
Karakteristiknya sangat berbeda dengan tiga generasi peperangan sebelumnya yang bersifat konvensional dan tradisional berupa peperangan kontak fisik.
"Munculnya peperangan generasi ke empat tidak terlepas dari perubahan masyarakat dunia seperti dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan technical yang mempengaruhi sifat alamiah dari perang," kata Agus dalam sambutan Rapim TNI 2013 di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur Selasa (29/1/2013).
Lebih lanjut, Agus juga menjelaskan, konsep dasar peperangan generasi keempat adalah sikap politik yang lebih kuat dapat mengalahkan kekuatan ekonomi dan militer yang lebih besar.
"Dengan kata lain, peperangan generasi keempat karakteristiknya bersifat politik berkepanjangan dan terhubung dalam jaringan yang menghadapkan kita pada aktor," jelasnya.
Menurutnya, bukan saja aktor non-negara, tetapi dapat pula aktor negara yang menggunakan cara-cara non tradisional untuk mengalahkan yang lebih kuat seperti melalui ekonomi dan kekuatan media yang mampu mengalahkan kekuatan perang konvensional.
"Cara-cara non tradisional yang dimaksud antara lain adalah ekonomi, diplomatik, Cyber Warfare, media dan lain sebagainya," tegasnya.
Lebih lanjut Panglima menjelaskan, atas dasar itu, maka tuntutan yang tinggi bagi pertahanan nasional adalah upaya menyinergikan kekuatan tiga angkatan TNI secara bertahap dan berlanjut.
Bagi TNI, menurutnya apapun resiko dan situasinya harus terus meningkatkan dan menjaga kemampuan untuk merespons pilihan-pilihan dari berbagai skenenario Baik bersifat regional maupun global guna menjaga dan mempertahankan kepentingan nasional sebagai komitmen permanen TNI terhadap bangsa dan negara.
"Untuk itu, saya berharap pada rapim TNI ini dapat lahir pemikiran-pemikiran cerdas guna merumuskan strategi militer nasional pada konteks faktual dalam rangka pembangunan kekuatan pengembangan kemampuan sesuai dengan kemampuan dan batas kemampuan negara yang tergambar dalam postur minimum essential force (MEF) TNI hingga tahun 2024," lanjutnya.