TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Tamu-tamu Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum terus berdatangan ke kediaman Anas di Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur, pascapenetapan status tersangka oleh Komisi Pembernatasan Korupsi (KPK).
Lewat tengah malam, salah seorang yang hadir ke rumah Anas adalah mantan ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tanjung, yang juga merupakan senior Anas di Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di temui sesaat sebelum melangkah masuk ke rumah Anas, Akbar mengatakan ia datang untuk memberikan dukungan.
"Saya ini adalah seniornya Anas, saya mantan ketua umum PB.HMI, saya menjadi ketua umum PB.HMI sekitar dua puluh tahun yang lalu dari Anas. Saya juga ketua dewan penasehat KAHMI (Keluarga HMI), saudara Anas adalah presidium KAHMI. Dengan semangat itu saya datang, sebagai senior memiliki rasa empati," katanya.
Akbar yang merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu mengaku sempat mengajak Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang juga menjabat sebagai Ketua KAHMI, Mahfud MD, namun Mahfud berhalangan karena pagi ini harus keluar kota.
"Akhirnya kami dan rekan-rekan saja yang kesini, dan juga kami juga tentu prihatin keadana situasi yang dihadapi saudara Anas," kata Akbar.
Akbar mengatakan, terkait status hukum Anas, ia mempercayakan sepenuhnya dengan mekanisme hukum yang berlaku di Indonesia. Menurut Akbar, Anas yang statusnya masih tersangka kasus korupsi dalam prespektif hukum belum bisa dikatakan bersalah.
"Jadi kita tidak bisa katakan dia (Anas) bersalah, Dalam prespektif politik Partai Demokrat, tentu mereka punya aturan-aturan, pakta integritas, bisa berhenti atau mundur," terangnya.
Menurutnya dalam konteks politik Anas dapat dikatakan masih muda dan masih berpeluang muncuk kembali dalam kancah perpolitikan. Ia mengkutip kata-kata mantan Perdana Mentri Inggris, Winston Churcil, yang menyebutkan "Dalam Perang Ana Bisa Mati Sekali, Tapi Dalam Politik Ana Bisa Mati Berkali-kali Dan Tetap Bisa Bangkit."
"Dan saya pun pernah mengalami itu, sekarang saya kembali bisa menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, dulu lima tahun yang lalu, enam tahun yang lalu mungkin orang menganggap saya sudah habis, tapi alhdulilah lima tahun kemudian saya muncul, secara politik saya muncul lagi, hal yang sama bisa saja terjadi pada saudara Anas," ujar Akbar.