News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anas Urbaningrum Tersangka

Carta Politika: Yang Menarik Bahas PD Pasca-SBY

Penulis: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik Yunarto Wijaya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Carta Politika Yunarto Wijaya berpendapat kalau image korupsi dan koruptor sudah melekat pada Partai Demokrat (PD), sehingga elektabilitasnya terus anjlok.

"Perlu disadari sejak 2004 sampai 2009 Demokrat melambung sampai sukses menjadikan kadernya sebagai presiden itu karena faktor SBY," kata Direktur Carta Politika Yunarto Wijaya dalam diskusi “Nasib Demokrat pasca Anas” di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (28/2/2013). Juga hadir sebagai pembicara kader PD Hayono Isman dan pengamat M Qodari.

Yunarto mengatakan, yang menarik sebenarnya membahas PD pasca-SBY, di mana PD sudah ditinggalkan oleh SBY pada 2014 nanti.

“Jadi, yang terpenting untuk PD ke depan siapa pengganti figur SBY? Figur itulah yang akan mengangkat citra dan elektabilitas PD,” tutur Yunarto.

Sedangkan Hayono Isman mengatakan, kalau Demokrat cepat menggelar KLB, juga akan berbahaya. Karena itu perlu proses yang baik dan matang sebelum KLB digelar, sesuai aturan AD/ART. Bahwa semua kader Demokrat berharap partai ini kembali bersih, karena Pak SBY adalah kader yang bersih.

“Saya masuk Demokrat juga karena partai ini menghargai demokrasi dan Pak SBY tak pernah melakukan intervensi dalam penentuan Ketua Umum DPP PD,” tegas mantan Menpora di era Orde Baru itu.

Ia menyontohkan apa yang terjadi di Kongres PD di Bandung, adalah bukti Pak SBY menolak intervensi dalam pemilihan ketua umum. Padahal, waktu itu kalau Pak SBY mau mengumpulkan sekaligus mengintsruksikan agar DPD dan DPC memilih Andi Mallarangeng, maka dipastikan berhasil.

“Tapi, Pak SBY menolak itu, dan Kongres dimenangkan oleh Anas,” kata Hayono.

Klik:

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini