Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin meminta kasus bentrokan antara TNI dengan Polri di Ogan Komering Ulu (OKU) tidak disepelekan. Menurutnya, kasus tersebut merupakan puncak dari fenomena gunung es .
"Yang terlihat dan mencuat dan muncul kepermukaan hanyalah manifestasi dari persoalan yang lebih besar yang selama ini senantiasa disangkal , seolah-olah cuma kenakalan prajurit di lapangan atau kenakalan anak-anak muda semata," kata TB Hasanuddin di Jakarta, Jumat (8/3/2013).
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan bentrokan tersebut bukanlah sekadar persoalan psiko politik semata. "Bukan hanya persoalan "kakak tua dan adik bungsu “ dimana dipersepsikan sebagai adik bungsu yang setelah era reformasi petentang petenteng sok jagoan," ujar TB Hasanuddin.
Hasanuddin mengatakan hampir semua kasus bentrokan antara TNI dengan Polri berawal dari persoalan lalu lintas. Kemudian timbul ketegangan dan lalu Polri membuka tembakan. Namun lebih dari itu, kata Hasanuddin, konflik ini juga punya akar struktural terkait akses sumber daya . "Ada kesenjangan sosial yang dalam antara sesama aparat , kesenjangan itu dapat meledak sewaktu waktu," ujarnya.
Hasanuddin menuturkan pencetusnya seperti yang terjadi di OKU dimana TNI disweeping di jalan kemudian marah lalu oknum Polri menembak mati prajurit Yon Armed 15.
Solusinya, kata Hasanuddin, sebenarnya sederhana jika para pimpinan mengesampingkan ego masing-masing. Namun, jika yang terjadi adalah masalah struktural maka harus ada penataan ulang peran masing-masing.
"Kalau masalah ini tak diselesaikan dengan serius , maka kasus-kasus yang lebih seram bisa saja terjadi sewaktu waktu . Tinggal menunggu waktu saja," tukasnya.