TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 2.220 anggota DPRD Kabupaten/Kota Partai Demokrat berniat mengundurkan diri dari partai tersebut.
Sekretaris Divisi Pembinaan Organisasi DPP PD, Ian Zulfikar mengatakan pengunduran diri itu karena elektabilitas partai yang melorot. Selain itu, petinggi Demokrat juga tidak mematuhi AD/ART partai.
"Sejak Anas turun dari Demokrat, mereka mengatakan mengundurkan diri, secara langsung," kata Ian ketika dihubungi wartawan, Senin (25/3/2013).
Ia mengatakan anggota DPRD tersebut belum berani menyampaikan ke publik. Pasalnya, mereka masih menjadi anggota dewan.
"Ketika DCS diumumkan mereka mundur, jadi bisa dibuktikan ketika munculnya DCS," kata Ian.
Ian mengatakan bahwa pihaknya telah melaporkan hal itu kepada pimpinan Demokrat. Namun, belum mendapat respon hingga kini. "Umumnya (anggota DPRD) mengatakan bahwa tidak ada pemimpin yang bisa diandalkan selain Anas. Yang berniat 2217 anggota. Hari ini Jawa Timur 3 orang," imbuhnya.
Ia mengungkapkan anggota DPRD yang berniat mundur akan berpindah ke partai lain. "Ada, PDIP, Gerindra, Hanura, Golkar yang mereka pilih 5 parpol besar," katanya.
Namun, Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua membantah kabar tersebut. Ia pun tidak mengetahui adanya informasi mengenai niat anggota DPRD mengundurkan diri.
"Saya engga tau, engga ada informasinya. Sumber informasinya engga jelas. Engga ada yang kita terima dari daerah," kata Max.
Ia mengaku selalu berkomunikasi dengan pengurus daerah menjelang KLB. Dari komunikasi itu tidak ada pengurus ingin mengundurkan diri.
"Sumbernya ga jelas. Kalau ada apa yang harus pertama yang tahu ya DPP," tuturnya.