News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata Serang Lapas

TNI dan Polri Jangan Lagi Membekingi Premanisme

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Tim Investigasi TNI AD yang juga Wadan Puspom AD, Brigjen TNI Unggul K Yudhoyono, Asisten Komandan Jenderal Kopassus, Letkol (Inf) Richard Tampubolon, dan Kadispen TNI AD, Brigjen TNI Rukhman Ahmad (duduk kiri-kanan) menyampaikan hasil investigasi kasus penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, di Kartika Media Center TNI AD, Jakarta, Kamis (4/4/2013). Tim investigasi TNI AD mengakui keterlibatan 11 oknum anggota TNI AD Grup 2 Kopassus Kartosuro, dalam penyerangan yang mengakibatkan 4 orang meninggal dunia. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemauan TNI AD mengakui pelaku penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, sebagai titik baik dalam sejarah TNI dan Polri.

Momen ini sekaligus bisa dimanfaatkan agar TNI dan Polri tidak lagi pelindung dan juga pendukung-pendukung premanisme.

"Karena ada beberapa seolah-olah ada backing entah itu dari tentara dan polisi soal premanisme. Dan buat saya masyarakat sudah muak dengan premanisme," kata pengamat militer Ikrar Nusa Bakti, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (6/4/2013).

Ikrar menegaskan bahwa segala bentuk tindakan premanisme harus dihilangkan dari Indonesia.

Ikrar khawatir jika masih ada oknum polisi atau tentara yang membekingi premanisme, bentrokan TNI dan Polri bisa saja terjadi.

"Kalau kemudian premanisme ada beking polisinya ada tentaranya, bukan mustahil konflik di lapangan antara oknum TNI polri akan terjadi juga," kata Ikrar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini