News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata Serang Lapas

Paham Sistem Komando, SBY Harusnya Malu Danjen Kopassus Pasang Badan

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendatangi lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat, di Inna Beach Hotel, Bali, Sabtu (30/3/2013) sekitar pukul 12.00 Wita.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sikap Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayor Jenderal Agus Sutomo, yang siap bertanggung jawab perihal apa yang dilakukan anak buahnya, menurut Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Dewi Arum seharusnya lebih dulu dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"SBY sebagai mantan orang militer seharusnya lebih paham bagaimana komando dalam kesatuan. Terlebih sebagai presiden, beliau harusnya tidak hanya tingga diam melihat bawahannya pasang badan," kata Dewi usai acara jumpa pers LSI tentang "Publik Menilai Wibawa Hukum Berada Pada Titik Terendah" di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (7/4/2013).

Menurut Dewi, hal tersebut adalah sebuah ironi. Di akhir waktu jabatan Presiden SBY yang tinggal sebentar lagi tak ada salahnya ia melakukan pencitraan seperti yang dilakukan Danjen Kopassus.

Sebelumnya, Mayjend Agus Sutomo manyatakan bertanggung jawab, terkait tindakan 11 anggota Grup 2 Kartasuro yang menyerang Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan di Yogyakarta pada Sabtu (23/3/2013) lalu yang mengakibatkan tewasnya empat orang tahanan.

"Jadi anggota itu karena ngeliat langsung spontanitas yang saya tangkap dari laporan komandan grup, sudah maksimal untuk melakukan pencegahan," kata Mayjend Agus kepada wartawan, usai mengikuti kegiatan bersih-bersih Kali Ciliwung di Lapangan Tembak Rama Shinta, Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2013) kemarin.

Agus mengakui tindakan yang dilakukan 11 anggota itu lantaran pemahaman jiwa korsa yang salah untuk membela kehormatan, dan harga diri kesatuan. Tindakan ini, menurut dia, merupakan reaksi setelah mendengar Serka Heru Santoso dibunuh secara keji dan sadis oleh preman.

"Besoknya teman seangkatannya lagi hampir mati juga, itulah yang membuat prajurit rasa kehormatannya melakukan itu. Tapi itu sebetulnya salah. Prajurit harus disiplin. Jadi seperti yang disampaikan pimpinan, prajurit berprestasi kita beri penghargaan, prajurit salah kita beri sanksi, walaupun secara ksataria dan jujur demi kehormatan kesatuan," katanya.

Lebih lanjut Agus menuturkan, sanksi yang akan diberikan kepada anggota yang terlibat akan diproses oleh sebuah tim. Namun, mengenai peradilan militer atau umum, Agus menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan. "Sanksi ini semua ada prosedurnya. 11 orang ini anak buah saya dan saya komandannya," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini