News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata Serang Lapas

Kakak Korban: Kami Percaya, Tuhan Tidak Tinggalkan Kami Sendiri

Penulis: Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yanny Rohi Riwu (ketiga kiri), kakak salah satu korban pembunuhan di Lapas Cebongan Gamaliel Yemitarto Rohi Riwu, mendampingi Wamenkumham Denny Indrayana (tengah) jumpa pers di kantor Kemenkumham, Jakarta, Rabu (10/4/2013).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yanny menceritakan, bahwa adiknya, Gamaliel, adalah anak bungsu dari enam bersaudara, dari pasangan Bernadus Rohi Riwu dan (alm) Rin Ludji. Dan dia adalah anak lelaki satu-satunya di dalam keluarga.

Menurut Yanny, adiknya merantau di Yogyakarta sejak 2004 dengan status pekerjaan yang jelas, sebagai kondektur TransJogja di Yogyakarta dan pernah menjadi petugas keamanan di salah satu tempat spa.

"Gamaliel belum berkeluarga. Tapi, kebetulan dia anak bungsu, anak laki-laki satu-satunya, jadi dia memang anak manja tapi dia suka mengirim sedikit untuk keluarga, bantu-bantu papa. Dia termasuk anak yang baik," ujar Yanni sembari memegang foto mendiang adiknya.

"Dia anaknya baik, dia juga taat beribadah. Malahan sebelum kejadian kemarin, dia masih ikut kegiatan pemuda gereja di Yogya," kenangnya.

Yanny tak mendapatkan kabar dari adiknya tentang kejadian di Hugo's Cafe. Pertemuan Gamaliel dengan keluarga besar, yakni saat Gamaliel pulang ke kampung halaman pada saat ibiunda meninggal dunia pada 2012 lalu.
"Waktu mama saya sakit, dia ada di Kupang. Setelah dia kembali ke Yogya, baru ada kejadian itu," kenangnya.

Yanny mengaku mendapatkan firasat buruk sebelum adiknya tewas dieksekusi di dalam tahanan.

"Enggak ada pesan apa-apa. Waktu saya ke Yogya, dia kan pernah kecelakaan motor pada tahun lalu, saya hubungi dia, katanya jaga papa baik-baik, apalagi papa sudah tua sudah berumur 76 tahun, dan minta semua keluarga yang di Kupang saling mengisi satu dengan yang lain," ungkapnya.

Menurut Yanny, kabar duka kematian Gamaliel membuat hati keluarganya di Kupang sangat terpukul.

"Orang tua, papa amat sangat terpukul, apalagi dia satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga," ujarnya.

Hal yang paling tidak bisa diterima oleh keluarga adalah proses meninggalnya Gamaliel.

"Saya dan keluarga besar kami sangat terpukul atas kejadian ini. Kami tidak menyangka dia pergi secepat itu. Apalagi cara perginya seperti itu," ucapnya.

Meski begitu, Yanni meyakini bahwa Tuhan akan memberikan kekuatan kepada keluarganya terhadap kejadian tragis dan memilukan ini.

"Keluarga amat sangat terpukul. Tapi, kami percaya bahwa kami punya Tuhan Yesus tidak pernah tinggalkan kami seorang diri, pasti Tuhan berikan kami kekuatan," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini