TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sebelum jatuh, pesawat Lion Air menerobos awan hitam, sekitar lima menit sebelum mendarat.
Rendi bersama istri, duduk di kursi 20E dan 20F, persis sejajar dengan sayap pesawat. Posisi keduanya di pinggir, sehingga melihat jelas kondisi di luar.
"Istri masih sempat bilang, kok kayak hujan ya? Tiba-tiba pesawat menerobos awan hitam, tapi tidak tebal," kata Rendi bersama istri dari Bandung, yang bermaksud liburan ke Bali.
Pernyataan serupa dikemukakan Artami, yang menjadi korban bersama Untung Susanto, suaminya.
"Kejadiannya mendadak saja. Saat di atas tidak ada guncangan, tapi beberapa menit sebelum jatuh, ada hujan dan awan di atas," tutur Artami.
Sementara, sebanyak 29 korban pesawat Lion Air yang jatuh ke laut dekat Bandara Ngurah Rai, dirawat di RS Kasih Ibu, Kuta, Bali. Umumnya, korban menderita luka benturan.
"Semua korban yang kami tangani ada 29 orang, umumnya karena luka benturan," ujar seorang perawat RS Kasih Ibu kepada Tribunnews.com, Sabtu (13/4/2013).
Artami misalnya, ia menderita luka di dahi. Sebagian besar lainnya luka di wajah. Korban luka parah dirujuk ke RS Sanglah. (*)