TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hadjriyanto Thohari mengatakan banyak hal positif yang ditinggalkan oleh Ustad Jeffry Al Buchori alias Uje.
"Ceramah-ceramah Uje banyak mengemukakan kritik terhadap kehidupan manusia sehari-sehari terutama kecenderungan positif yang populer di masyarakat kemudiaan kritik dia misalnya kecenderungan hedonisme di tengah masyarakat," kata Hadjriyanto di Jakarta, Jumat (26/4/2013).
Menurut dia dengan latar belakang selebriti dan kebiasaan hedonis yang pernah Uje alami maka kritik terhadap hedonisme memuja kesenangan duniawi dan kecenderungan jayuh dari agama.
"Penyampaiannya populer," kata Hadjriyanto.
Lanjut politisi Golkar ini Uje juga berperan besar dalam mempromosikan busana muslim trendi misalnya baju koko khas Uje.
"Itu banyak dicontoh anak-anak muda," kata dia.
Bahkan, lanjut Hajriyanto, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin senang menggunakan atribut busana keluaran Uje.
Lanjut Hajriyanto Thohari mengatakan rakyat Indonesia kehilangan sosok dai kondang seperti Ustad Jeffry Al Buchori atau yang akrab disapa Uje.
"Kita kehilangan sosok da'i mubaliq yang populer dan akrab hangat menyapa audiens baik yang di majelis-majelis pengajian maupun di televisi," kata Hadjriyanto.
Menurut dia pimpinan MPR mengirim ucapan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggal.
"Kita merasa kehilangan dan yakin tumbuh ustad-ustad Jefri yang baru yang bisa memberikan dakwah agama penuh kerukunan toleransi dan tidak hanya penghayatan agama lahiriah tapi juga menyemarakkan kehidupan," kata Hadjriyanto.
Dikatakan Uje adalah da'i dan mubalig yang memiliki banyak audiens dan umat di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Bandung.
"Ada orang ketika dapat popularitas tinggi seperti selebriti banyak yang tergoda masuk parpol dan Ustad Jefry tidak ada tanda-tanda tertarik politik.
Ini ajarkan konsistensi ke kita," kata Hadjriyanto.