Laporan wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kelompok teroris Abu Roban memang mempunyai hubungan erat dengan kelompok teroris Poso, Makassar, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam rangka menjalin kerjasama dengan kelompok mujahidin lokal, maka kelompok Abu Roban sejak Agustus sampai Desember 2012 telah mengirimkan beberap anggotanya kepada kelompok teroris Makassar, kelompok teroris Poso, dan kelompok teroris NTB.
Hasil penyidikan Densu 88 Antiteror Polri Abu Roban pernah mengirimkan anggotanya sebanyak dua orang yaitu Agung Fauzi alias Luqman alias Junaedi alias Junet yang saat ini sudah ditangkap Densus 88 Antiteror serta Jaenuri alias Toni alias Bejo yang meninggal dunia dalam penyergapan Densus 88 di Kebumen Jawa Tengah, Kamis (9/5/2013).
Kedua anak buah Abu Roban itu pernah bergabung kelompok teroris makassar yang merencakan pembunuhan Gubernur Sulawesi Selatan yang dipimpin Syamsuddin alias Buckhori alias Abu Uswah alias Asmar alias Usman ( tewas dalam penyergapan Densus 88 di Makassar).
"Mereka bergabung dengan kelompok Makassar dalam rangka membantu melakukan amaliyah atau pembunuhan terhadap Gubernur Sulawesi Selatan," kata anggota Densus 88 Antiteror Polri yang enggan disebut namanya dalam pemaparan materi kelompok teroris di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (15/5/2013) dalam acara dialog antara pimpinan Media dengan Wakapolri Nana Soekarna terkait terorisme.
Kemudian kelompok Abu Roban ini mengirimkan orangnya untuk bergabung dengan kelompok Poso yang dipimpun Sabar alias Daeng Koro alias Lateko alis Abu Autat alias Autat Rawa dan Santoso alias Abu Wardah.
"Yang dikirim saat itu Agung Fauzi alias Luqman alias Junaedi alias Junet, dalam rangka mengikuti pelatihan militer di Poso," ucapnya.
Kemudian kepada Kelopok NTB, Abu Roban langsung memberikan bantuan bersama dua rekannya Ryan alias Ucup alias Bayu ang tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 di Kebumen, serta Rabitah Ahmad Faisal alias Boim alias Rusdi yang kini sudah diamankan Densus 88. "Mereka bergabung dalam rangka rencana pengadaan tempat tadrib atau latihan militer di Sumbawa NTB," ungkapnya.
Seperti diketahui, kelompok Makassar dan NTB sudah dibekuk Densus 88 Antiteror Polri jauh sebelum terungkapnya jaringan Abu Roban. Kelompok Makassar disergap tim berlambang burung hantu tersebut di Enrekang Sulawesi Selatan. Densus berhasil mengamankan sejumlah barang bukti bahan peledak dan senjata api. Dalam penyergapan tersebut pimpinannya Abu Uswah meninggal dunia.
Kemudian berselang beberapa hari dari penyergapan teroris kelompok Abu Uswah, Densus 88 kembali membekuk kawanan teroris kelompok NTB di NTB sementara pentolannya Abu Hamzah berhasil melarikan diri.
.