TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Karut marut kasus suap impor daging sapi yang memporak-porandakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diyakini tidak saja menurunkan elektabilitas PKS di Pemilu mendantang tetapi juga menambah beban sekretariat gabungan koalisi. Hal ini dikatakan oleh pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi.
Wakil Sekretaris Jendral DPP Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq saat dikonfirmasi Tribun memastikan, tak ada pembahasan rencana untuk keluar dari koalisi. "Tidak ada pembahasan soal itu (rencana keluar dari koalisi)," jawab Mahfudz singkat.
Ari Junaedi mengakui, pengungkapan secara gamblang modus operandi Ahmad Fathanah di lingkar dalam PKS makin menurunkan citra PKS di masyarakat.
"Belum lagi pola komunikasi yang dibangun elit-elit PKS, kasus perselisihan dengan pendiri PKS Ustad Yusuf Supendi, serta perlawanan upaya penyitaan mobil milik Luthfi Hasan Isaq oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, makin menambah buruk citra dan image PKS sebagai partai santun dan bersih," ungkap Ari Junaedi.
Oleh karena itu, wacana akan hengkangnya PKS dari setgab koalisi diakui Ari Junaedi sebagai cara merajuk PKS dalam mengubah persepsi masyarakat yang kadung kecewa berat dengan PKS.
"PKS ingin membangun image baru sebagai parpol yang tidak butuh kekuasaan padahal PKS justru diuntungkan di rezim SBY. Niatan PKS keluar dari Koalisi kan bukan kali ini tetapi sudah lebih dari satu kali tapi tetap saja bercokol di Koalisi. Justru saya kira koalisi akan diuntungkan jika PKS benar-benar keluar dari Setgab," ungkapnya.
"Harus diakui, kasus korupsi yang membelit PKS sedikit banyak juga berimbas kepada SBY dan Setgab. Seolah-olah publik membaca, SBY tidak berdaya mengatur mengatur menteri-menterinya yang terindikasi korupsi," Ari menegaskan.
Pendiri Partai Keadilan (PK) Yusuf Supendi dalam SMS-nya kepada Tribun, mengungkapkan sebenarnya, secara politis, bertahan, atau berani PKS keluar dari koalisi tidak akan memengaruhi ancaman kehancuran dan bubarnya PKS.
"Bertahan di koalisi hanya sebatas bermanfaat bagi ketiga Menteri dari PKS. Pascaditelanjanginya malapetaka suap importasi daging sapi, suatu keniscayaan bagi elite PKS menjadi pembelajan dan pelajaran," sindir Yusuf Supendi.