News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Impor Daging Sapi

Catatan Ketidakharmonisan PKS dan Demokrat di Luar Kasus Daging

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Fathanah dihadirkan sebagai saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2013). Fathanah bersama mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, Menteri Pertanian, Suswono, dan Maharani Suciyono bersaksi dalam kasus dugaan suap kuota impor daging sapi dengan terdakwa Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi. KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengancam keluar dari koalisi pemerintahan.

Menurut Direktur Eksekutif LPI Boni Hargens selama ini PKS memang tidak berhubungan baik dengan Partai Demokrat, terlepas dari kasus suap impor daging sapi.

"PKS ini kan sebetulnya tidak pernah harmonis dengan Demokrat dalam beberapa persoalan," kata Boni di Galeri Cafe, Jakarta, Minggu (26/5/2013).

Ia mengatakan hubungan yang tidak harmonis dimulai dari pembagian jatah menteri di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Namun, hubungan yang tidak baik itu ditutup sedemikian rupa sehingga tidak muncul di permukaan.

Ia juga melihat Demokrat masih membutuhkan PKS di parlemen. Sementara, PKS membutuhkan jabatan untuk mengumpulkan sumber daya politik menghadapi pemilu 2014.

"Saya pikir hubungan tidak harmonis ini meledak setelah PKS tidak loyal dalam beberapa kasus," ujar Boni.

Boni mencontohkan dimana PKS bersinggungan dengan Demokrat dalam kasus Century. "Demokrat saat ini mungkin tersentuh  lihat PKS dihajar dengan kasus daging Sapi," imbuhnya.

Namun, Boni tetap menilai PKS tidak akan berani keluar dari koalisi pemerintahan karena tetap membutuhkan jabatan.

"Ini saya pikir gertakan sambal yang tidak menarik dan tepat, karena sudah terlambat. Ya saya bilang ini bukan gertakan sambal tapi gertakan kecap ini bisa dijilat sama Demokrat," kata Boni.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini