Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Timwas Century akhirnya menerima perwakilan mahasiswa dan waria untuk menyampaikan aspirasinya. Pertemuan tersebut digelar setelah KPK batal mengikuti rapat dengan Timwas Century.
Juru Bicara Aliansi BEM Se-Indonesia Muhammad Najibullah meminta Timwas Century agar memanggil paksa KPK setelah tidak datang pada saat ini.
"Kalau KPK tidak datang juga maka diseret, kenapa tidak diseret, bukankah anggota dewan punya kekuatan," kata Najib di Ruang Rapat Timwas Century, Jakarta, Rabu (29/5/2013).
Najib juga menagih Ketua KPK Abraham Samad yang berjanji akan menuntaskan kasus Century. "Kalau tidak selesai dia akan kembali ke Makassar. Kita siap belikan tiket untuk Samad pulang ke Makassar," katanya.
Hal senada juga ditegaskan Juru Bicara Aliansi Waria Anti Korupsi (AWAK) Davina. Ia menilai penyelesaian kasus tersebut sudah terbengkalai sangat lama.
"Sudah empat tahun. Mulai dari Komisi III DPR, Pansus Century kini zamannya Timwas Century. Tapi skandal itu seolah tidak didengar KPK," kata Davina.
Ia pun meminta KPK untuk memberikan penjelasan kepada Timwas Century. "Jika KPK tidak datang juga maka kami jadikan KPK sebagai markas pindah dari Taman Lawang," katanya.
Wakil Ketua DPR yang memimpin rapat Timwas Century Sohibul Iman menilai aspirasi tersebut sejalan dengan pihaknya.
"Kami rapat memang harusnya KPK hadir. Kita harap ada progres report pemeriksaan Sri Mulyani. Ada surat keterangan bahwa hal-hal materi dan teknik pemeriksaan yang tidak bisa disampaikan kepada publik," kata Sohibul.
Sohibul mengatakan pihaknya akan tetap meminta klarifikasi KPK. KPK juga diminta menghargai lembaga lainnya. "Seharusnya KPK hadir disini. Kalau ada yang tidak bisa disampaikan maka kami hargai," katanya.
Timwas Century kemudian menjadwalkan kembali pertemuan dengan KPK pada 5 Juni 2013. Kita harap KPK benar-benar hadir, karena kami ingin mndengar progres report," tutur Sohibul.