TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolres Sorong Kota AKBP Gatot Aris dimutasi ke Direktorat Lalu Lintas Polda Papua dan Kapolres Raja Ampat AKBP Taufik Irfan dimutasi menjadi Staf Perencanaan dan Anggaran (Srena) Polda Papua.
Mutasi tersebut merupakan buntut panjang terkuaknya bisnis ilegal Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kayu Aiptu Labora Sitorus yang dikelola PT Seno Adi Wijaya dan PT Rotua.
Kedua Kapolres tersebut dianggap menjadi pihak yang ikut bertanggung jawab karena Kapolres Raja Ampat selaku atasan Aiptu Labora dianggap lalai mengawasi anak buahnya. Begitu juga Kapolres Sorong Kota dianggap melakukan pembiaran atas bisnis keluarga Aiptu Labora di wilayahnya.
"Keterlibatan dan keterkaitan dari kedua kapolres ini masih dilakukan pendalaman pihak penyidik," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Kombes Pol Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2013).
Menurut Agus pergantian dua Kapolres tersebut dalam rangka memudahkan penyidik Polda Papua dan Bareskrim Polri menuntas kasus Aiptu Labora.
"Berkaitan dengan dua teman saya di Papua ini tentunya pimpinan melihat ada hal-hal khusus yang harus segera dituntaskan dan ditindaklanjuti, sehingga permasalahan yang terjadi terkait dengan kasus yang ditangani Bareskrim dan Polda Papua ini bisa segera terungkap dan dituntaskan sejelas-jelasnya," ucapnya.
Hingga saat ini dalam pengusutan kasus BBM dan kayu illegal Aiptu Labora baru menetapkan tiga tersangka dan belum ada penambahan."Masih belum ada penambahan," ujarnya.