TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabareskrim Mabes Polri Komjen Sutarman mengatakan, pihaknya masih menyelidiki merebaknya berbagai aksi terorisme, yang belakangan cenderung menargetkan kantor polisi.
"Mereka kan dendam, pasti ada karena yang memberantasnya kan polisi. Maka, mereka mau membalas langsung," ujarnya ketika ditemui di Gedung Kemenkeu di Jakarta, Selasa (4/6/2013).
Sebelumnya, Noor Huda Ismail, pengamat intelijen dan terorisme menilai, aksi bom bunuh diri di Mapolres Poso sebagai aksi balas dendam jaringan Abu Roban kepada aparat kepolisian.
Diduga, aksi balas dendam bermuara atas kejadian yang dialami rekan-rekannya, yang diduga disiksa sebelum kemudian dinyatakan meninggal oleh polisi.
Karena itu, menurut Noor Huda, kondisi ini menciptakan cycle of vendetta, lingkaran balas dendam yang tidak akan selesai dalam waktu singkat. Noor Huda Ismail memaparkan, atas dasar balas dendam, ke depan wilayah Poso masih akan terus bergejolak.
Abu Roban berdiri satu jaringan dengan sejumlah buronan teroris Poso, yang tewas dalam penggerebekan Datasemen Khusus 88 Antiteror beberapa tahun silam.
Abu Roban merupakan yunior dari tiga pimpinan teroris alumnus Poso yang kini masih buron, yaitu Santoso, Autat Rawa, dan Upik Lawangah. (*)