News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Taufiq Kiemas Meninggal Dunia

Kisah Cinta Taufiq-Megawati: Berawal dari Pusara, Berakhir di Pusara

Penulis: Albert Joko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istri Ketua MPR RI, Taufiq Kiemas, Megawati Soekarnoputri menaruh karangan bunga di makam suaminya saat upacara pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (9/6/2013). Taufiq Kiemas wafat pada Sabtu (8/6/2013) malam di Rumah Sakit Umum Singapura (Singapore General Hospital) setelah beberapa hari menjalani perawatan karena penyakit komplikasi yang dideritanya. Warta Kota/Adhy Kelana

TRIBUNNEWS.COM – Duka menyelimuti suasana hanggar skuadron 17 Halim Perdanakusumah Jakarta, Minggu (9/6/2013) pagi. Kala itu, menjelang detik-detik pelepasan jenazah Ketua MPR Taufiq Kiemas ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta.

Sang istri, Megawati Soekarnoputri dan putrinya, Puan Maharani tiada henti meneteskan air mata. Mengenakan busana hitam dipadu kerudung putih, putri sulung Bung Karno itu sesekali mengusap air matanya.

Wajah perempuan yang menjabat Ketua Umum PDIP ini sembab. Puan yang mengenakan pakaian dan kerudung hitam, juga sesekali menghapus air matanya. Berkali-kali ia menyeka dengan sapu tangan.

Mega dan Puan duduk berdampingan. Keduanya terus memandangi peti jenazah berbalut bendera Merah Putih. Di belakang mereka, para pelayat mengikuti upacara dengan kidmat.

Upacara dilepas secara militer dan dipimpin sang Wapres Boediono. Begitu tiba di TMP Kalibata, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah bersiap menyambut jenazah suami Megawati.

Megawati pun bergegas meletakkan karangan bunga berukuran mini di pusara sang suami tercinta, begitu liang kubur rampung ditimbun tanah. Mega lantas meletakkan karangan bunga tepat di atas pusara sang suami. Gurat kesedihan di raut wajah Mega makin jelas. Ketika berjalan mendekati kursi, ia kembali menyeka air mata yang membasahi pipinya.

Beberapa saat sebelumnya, Puan Maharani mendapatkan kesempatan pertama untuk menimbun tanah setelah jenazah sang ayah diletakkan di dasar liang lahat.

Itulah akhir rajutan asmara sekaligus bahtera rumahtangga Megawati dengan Taufiq Kiemas. Pusara menjadi tanda akhir, sekaligus mengingatkan awal cinta Mega-Kiemas.

Mengutip buku Gelora Kebangsaan Tak Kunjung Padam: 70 Tahun Taufiq Kiemas, mula pertemuan dua sejoli (Mega-Kiemas) ternyata berlangsung unik nan impresif. Tepatnya Juli 1971, Kiemas bersama Guntur Soekarnoputra dan Panda Nababan ziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.

Usai ziarah, mereka menyempatkan mengunjungi kompleks perumahan AURI di Madiun, Jawa Timur, tempat Megawati tinggal. Di situlah mereka berkenalan untuk kali pertama.

"Saat itulah saya akhirnya berkenalan dengan Taufiq," kenang Megawati. Padahal, jauh sebelum mereka berkenalan, tahun 1964 sebelum Megawati menikahi Letnan (Penerbang) Surindro Suprijarso, Guntur telah menceritakan sosok Kiemas kepada Megawati.

"Dis (Adis, nama panggilan kecil Megawati), nanti saya kenalkan dengan teman saya, si Bule (Kiemas)," kata Guntur kepada Megawati kala itu. Kiemas dipanggil Si Bule karena berperawakan jangkung dan berkulit putih. Selain itu dinilai ganteng dan santun.

Tak lama setelah berkenalan, cinta mereka bersemi. Singkat cerita, setahun setelah menjalin asmara, Maret 1973 pasangan ini melangsungkan pernikahan dengan resepsi sederhana di Panti Perwira, Jl Prapatan Jakarta Pusat.

Di pernikahan keduanya, Megawati telah memiliki dua anak, Mohammad Rizki Pratama (Tamtam) dan Mohammad Prananda (Nanan) dari pernikahannya dengan Surindro Suprijarso. Beruntung, Kiemas tak pernah membeda-bedakan kasih sayang terhadap mereka, hingga pada 1974 Tuhan menganugerahi pasangan ini seorang putri, yaitu Puan Maharani.

"Sejak menikah, aku telah menganggap Tamtam dan Nanan sebagai anak kandungku. Mereka berdua tidak saya beda-bedakan dengan Puan. Kasih sayangku kepada ketiga anakku itu sama," tutur Kiemas.

Pada saat itu, situasi politik Indonesia sedang bergolak. Zaman Orde Baru, pasangan ini kerap mendapat banyak hambatan dan rintangan, karena merupakan orang-orang terdekat Presiden Pertama Ir Soekarno, bahkan kondisi ekonomi mereka turut dibatasi pada masa itu.

Kendati demikian, berkat kegigihan dan kesabaran mereka, pasangan Kiemas-Mega bisa melalui. Megawati bahkan mampu menembus politik tertinggi, sebagai Presiden Kelima RI, dan Kiemas menjadi Ketua MPR hingga Tuhan memanggilnya, Sabtu (8/6) petang. (Tribunnews.com/wah/alb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini