News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Forum Pemred

Agung Adiprasetyo: Masyarakat Diuntungkan Persaingan Ketat Media

Editor: Domu D. Ambarita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEO Kompas Gramedia selaku Presiden Komisaris PT Dyandra Media International Tbk (DMI), Agung Adiprasetyo memberikan kata sambutan dalam pembukaan Penawaran Umum Saham Perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Jakarta Convention Center, Senayan, Selasa (19/2/2013). Manajemen DMI menawarkan sebanyak-banyaknya 1.282.000.000 saham baru atau 30 persen dari modal disetor sesudah IPO kepada publik dengan kisaran harga penawaran Rp 315 s/d Rp 415 per lembar saham. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR- Chief Executive Officer (CEO) Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo mengatakan persaingan media massa semakin ketat. Walaupun demikian, kehadiran media sangat berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan masyarakat.

"Masyarakat diuntungkan karena persaingan semakin ketat akibat perkembangan teknologi, proses inovasi, dan komunikasi informasi," ujar Agung saat berbicara pada pada Pertemuan Puncak Forum Pemred di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis (13/6/2013).

Usai dibuka Ketua Dewan Pers Bagir Manan, acara dilanjutkan diskusi seputar peran pers dalam mewujudkan Indonesia perkasa.

Diskusi dipandu Achmad Khusaini dengan menghadirkan pembicara Chief Executive Officer (CEO) Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo, bos Jawa Pos Dahlan Iskan, pemilik Media Group Surya Paloh, Fikri Jufri dari Tempo, dan Hartono dari SCTV.

Sekarang, kata Agung, tuntutan terhadap tanggung jawab sosial semakin besar. Dan semakin lama, media perlu dana besar dan apakah bisa memberi hidup lebih baik kepada warga dan karyawan. "Inilah yang harus dipikirkan," ujar Agung.

Dia pun mengatakan media harus mengkritisi terhadap kualitas dan konsistensi kebijakan pemerintah yang berdampak pada industri. Kemudian melakukan gugatan terhadap ketersediaan, kecukupan, dan keandalan infrastruktur.

Dahlan Iskan, yang juga Menneg BUMN itu melihat sekarang ini muncul kelompok masyarakat yang memiliki tiga ciri khas yakni kelompok yang ingin maju sehingga semua ingin serbacepat.

Kelompok kedua yakni mereka independen, vokal, ceplas-ceplos. Dan ketiga adalah kelompok yang tidak mau lagi diajak menderita.

Tiga cirikhas ini harus disikapi. Sayangnya kata Dahlan, masyarakat yang ingin serbacepat tapi birokrasi lambat. Ini bisa diatasi selama kuncinya mau bekerja.

Masyarakat independen, vokal, harus menghadapi birokrasi ndableg, cuek. Ini bisa diatasi jika birokrasi mau berkembang dalam pelayanan.

Sedang masyarakat yang nggak suka diajak menderita, birokrasinya tidak kerja hanya mengimbau. Jadi birokrasi harus action. (Tribun Manado/Ribut Raharja)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini