Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ichwan Chasani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Salah satu petugas Kantor Pos Bekasi dikejar-kejar warga sambil membawa golok, saat mendistribusikan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) untuk pencairan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Kepala Kantor Pos Bekasi, Ahmad Mubaidi, mengatakan peristiwa itu terjadi beberapa waktu lalu di salah satu desa di sebuah kecamatan di Kabupaten Bekasi.
"Saat itu petugas kami sedang berboncengan sepeda motor dengan seorang kepala dusun, tiba-tiba dikejar warga yang membawa golok," kata Ahmad Mubaidi, Rabu (26/6/2013).
Dia menduga, warga yang mengejar petugas pos adalah warga yang tidak mendapat Kartu Perlindungan Sosial (KPS) sebagai syarat mendapat BLSM.
Semula, kata dia, petugas pos itu bermaksud mengumpulkan warga calon penerima KPS di salah satu kantor desa. Karena kejadian itu, petugas pos akhirnya membatalkan distribusi KPS di desa itu.
Desa ini terletak di salah satu kecamatan dengan jumlah warga penerima BLSM terbanyak, yaitu lebih 10.000 orang. Hingga hari ini, di kecamatan itu masih ada dua desa yang belum satu pun warganya mendapat pembagian KPS.
Menurut Ahmad Mubaidi, desa itu merupakan salah satu dari beberapa lokasi yang rawan karena warganya yang temperamen.
Beberapa kecamatan yang dinilai rawan, di antaranya Sukawangi, Pebayuran, Babelan, dan Tambelang.
"Di beberapa lokasi itu, tugas kami jadi agak berat. Setelah kejadian itu, kami menyiasatinya dengan membagikan KPS itu door to door (dari pintu ke pintu). Pengurus RT setempat membantu menunjukkan rumah tangga sasaran," kata Ahmad Mubaidi.
Tahun ini, calon penerima BLSM di wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi seluruhnya mencapai 154.341 orang.