Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari geram dengan tindakan Munarman menyiram air kepada Profesor Thamrin Amal Tomagola. Kejadian tersebut terjadi saat keduanya mengikuti dialog di TV One, Jumat (28/6/2013) pagi.
"Saya prihatin dan marah, karena itu pendidikan politik yang buruk bagi khalayak publik bahwa Munarman tidak bisa mengendalikan kemarahan sehingga memilih ekspresi fisik (otot), daripada tetap memilih adu argumen (akal)," kata Eva ketika dihubungi, Jumat (28/6/2013).
Eva mengatakan persoalan menyela pembicaraan merupakan hal biasa dalam debat dan sering dibolehkan oleh presenter sebagai pengendali arus diskusi.
"Jadi harusnya pembicara tetap memegang aturan otoritas presenter," kata Politisi PDIP itu.
Ia mengatakan kejadian tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi media
untuk selektif memilih pembicara.
"karena kekerasan, unlawful attitude, mau menang sendiri sebagai pilihan strategi sungguh tidak patut diendorse ke publik. Ajang debat faktanya berubah jadi ajang jumawa yang melecehkan pembicara lain," ungkapnya.
Eva menegaskan pertimbangan kualitas kepribadian narasumber harus menjadi pertimbangan.
"TV bukan corong kampanye pro kekerasan," ujarnya.
Pagi ini, Guru Besar Sosiologi Univeristas Indonesia (UI) mendapat perlakuan tidak menyenangkan saat menjadi narasumber di salah satu stasiun televisi swasta, TVOne. Prof Tamrin menjadi narasumber bersama juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman SH, dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Boy Rafli Amar. Acara dialog pagi ini khusus membicarakan mengenai sikap Polri yang melarang ormas untuk melakukan sweeping selama bulan Ramadan.
Munarman, menurut Prof Tamrin, menganggap dirinya telah melakukan analisa yang ngawur. Perdebatan kemudian terjadi. Prof Tamrin memaparkan, Munarman mempertanyakan apa hubungannya penghargaan yang diterima Presiden SBY, yang kemudian ia jawab itu dapat dikaitkan dengan kehadiran negara dalam melindungi warganya.
Prof Tamrin mengungkapkan, dalam acara itu analisanya selalu dianggap menyudutkan. Namun, Prof Thamrin membantah, dan menjelaskan dalam dialog tersebut dirinya sama sekali tidak menyebut ormas manapun. Kejadian tidak mengenakkan kemudian terjadi, Munarman menyiram air ke Profesor Tamrin.
"Dia siram air yang baru dia minum ke saya. Saya diam dan tak mau melakukan balasan apapun. Tapi, saya tetap memberikan argumen saja," ujar Thamrin kepada Tribunnews.com.
Dialog itu pun akhirnya dihentikan. Prof Tamrin memastikan kembali, bahwa ia tidak akan melakukan laporan ke Polri atas kejadian ini. Ia hanya meminta kepada Polri untuk bertindak atas kejadian itu.